Lebih lanjut Sudirman menjelaskan, di antara enam mahasiswa itu, ada dua remaja yang saling mencintai, atau istilah Sudirman, ada ikatan cinta atau asmara.
Suatu hari, ketika menjelajahi kawasan Rowo Bayu, dua mahasiswa itu ke luar dari situs, agak ke utara.
“Di situ, keduanya ketemu dengan seseorang yang mengajaknya mampir,” kata Sudirman.
Orang itu, menjamu kedua masiswa dengan ramah hingga memberi makanan segala rupa. Saat mahasiswa KKN bertanya desa apa wilayah itu, dijawab oleh orang itu Desa Penari.
Selanjutnya, karena hari sudah sore, kedua mahasiswa pamit pulang. Saat pulang, keduanya diberi bingkisan bagus dibungkus kertas koran, yang kemudian diterima dan disimpan di dalam tas.
Keduanya langsung pulang ke Rowo Bayu, dan bertemu dengan teman-temannya di sebuah tempat di bawah tiang bendera, di kawasan wisata Rowo Bayu.
Saat ditanya kawan-kawannya baru dari mana, kedua mahasiswa itu menjawab baru dari sebuah desa bernama Desa Penari.
“Teman-temannya lalu protes, karena di sana tidak ada desa,” jelas Sudirman.
Tetapi dua mahasiswa itu ngotot bahwa ada yang disebut Desa Penari. Sebagai buktinya adalah bingkisan tadi.
Baca Juga:Cerita Mistis Subardo Pemeran Hantu KKN di Desa Penari, Bapak-Bapak Curhat Istri Kalap Belanja
Namun hal tak terduga terjadi, pasalnya setelah bingkisan tersebut dibuka ternyata bukan makanan yang mereka temukan malah kepala seekor kera yang baru saja dipotong.