Respon Ancaman Udara di IKN, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Ajukan Penambahan Personel dan Alutsista

Secara geografis, Ibu Kota Nusantara memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman eksternal.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 25 Mei 2022 | 14:13 WIB
Respon Ancaman Udara di IKN, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Ajukan Penambahan Personel dan Alutsista
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menegaskan akan terus memaksimalkan pengamanan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal tersebut sebagai respon atas lokasi ibu kota negara baru yang dinilai rentan terhadap ancaman serangan udara.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menuturkan tidak hanya alutsista saja yang akan dilakukan penambahan. Namun dari sisi personil sendiri juga akan diajukan untuk penambahan lagi.

"Kalau alutsista ya kita kan juga mengajukan. Penambahan kekuatan personel dan juga alutsista," kata Andika ditemui awak media di UGM, Rabu (25/5/2022).

Ia tidak memungkiri dukungan yang akan didapatkan pihaknya tidak akan bisa maksimal. Namun, Andika tetap memastikan akan memaksimalkan sumber daya yang ada.

Baca Juga:Lagi, Pemkab PPU Singgung Kejelasan Aset Bangunan dan Ratusan Hektare Lahan Miliknya yang Ada di IKN Nusantara

"Tapi yang jelas kan kita juga tidak mungkin mendapatkan dukungan secara ideal, yang penting apa yang kami miliki kami berusaha untuk memaksimalkan gelar kami di sana," ungkapnya.

Termasuk dengan rencana merelokasi berbagai aset yang dimiliki di sejumlah titik. Terlebih jika memang belum ada alutsista atau personil baru yang bisa datang untuk memperkuat pengamanan.

"Kalau pun yang baru belum ada kita akan shifting relokasi dari aset-aset kami di titik-titik yang ada. Intinya ya harus kita buat maksimal pengamanan ibu kota baru," tegasnya.

Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto menilai lokasi IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rentan terhadap ancaman serangan udara dari luar.

"Secara geografis, Ibu Kota Nusantara memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman eksternal. Khususnya yang bersumber dari udara," ungkap Andi saat menyampaikan orasi ilmiah, di Lemhannas, Kamis (19/5).

Baca Juga:Finlandia Sampaikan Ketertarikan Kerja Sama dengan Indonesia Bangun Kota Hijau di IKN Nusantara

Oleh sebab itu, Andi meminta agar kapasitas anti-access/area-denial (A2/AD) di sekitar IKN perlu diperkuat.
Andi menambahkan pemindahan Ibu Kota Jakarta ke Kalimantan Timur perlu disertai perubahan paradigma pertahanan.

"Selama ini, pertahanan Indonesia cenderung berfokus pada pertahanan berbasis darat dengan mengandalkan strategi pertahanan mendalam (in-depth defense)," ungkap mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) ini.

Menurutnya, paradigma itu dinilai tidak lagi optimal karena tidak sejalan dengan posisi geografis serta topografi IKN Nusantara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak