Domba di Sleman Terpapar PMK, DKPP Bantul: BBVet Wates Sudah Ambil Sampel Darah

Diakuinya bahwa penyebaran PMK berpotensi mengganggu penjualan sate klatak yang bahan bakunya daging domba.

Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Rabu, 25 Mei 2022 | 19:40 WIB
Domba di Sleman Terpapar PMK, DKPP Bantul: BBVet Wates Sudah Ambil Sampel Darah
Ilustrasi domba. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Sebanyak sembilan ekor domba di Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman dilaporkan terjangkit penyakit mulut dan kaku (PMK). Ternyata ternak itu dibeli dari seorang pedagang asal Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul.

Menindaklanjuti temuan tersebut, Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) telah mengambil sampel darah dan air liur dari domba tersebut.

"Kemarin dari BBVet Wates sudah mengambil sampel darah dan air liurnya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, Rabu (25/5/2022).

Hingga kini dia mengaku masih menunggu hasil tesnya.

Baca Juga:Antisipasi Penularan PMK, DKPP Bantul Pantau Pasar Hewan Imogiri

"Tetapi hasilnya belum kami ketahui kalau tidak hari ini ya besok Kamis (26/5/2022)," paparnya.

Menurutnya, pedagang domba yang ada di Baturetno, Banguntapan itu memperoleh domba dari Garut, Jawa Barat. Saat ini setidaknya masih ada 56 ekor domba di sana.

"Domba-dombanya berasal dari Garut tetapi secara fisik kondisinya sehat. Kemarin siang di sana masih ada sekitar 56 ekor domba," terang dia.

Joko menandaskan bahwa setiap hewan ternak yang berasal dari luar daerah harus mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Aturan itu sudah diberlakukan di seluruh Indonesia.

"[Hewan ternak] kalau masuk harus memiliki SKKH. Sekarang semua daerah memberlakukan lalu lintas ternak yang masuk harus menunjukkan SKKH," katanya.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, DKPP Bantul Periksa Hewan Ternak di Tiga Kapanewon Ini

Meski sudah memiliki SKKH, ternak yang baru saja masuk harus dipisah dengan ternak yang sudah ada di sini. Ternak harus diisolasi dahulu selama dua minggu.

"Harapan kami jangan sampai menulari ternak yang lain," katanya.

Diakuinya bahwa penyebaran PMK berpotensi mengganggu penjualan sate klatak yang bahan bakunya daging domba. Sebab, ada sekitar 200 penjual sate kambing di Bantul.

"Potensi utama yaitu domba karena untuk konsumsi sate klatak. Permintaan pasarnya cukup besar, sekarang ada sekitar 200 pedagang sate. Jadi rata-rata dagingnya dari luar Bantul dan dari luar DIY," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini