Kisah Pilu Warga Palestina di Tepi Barat, Bertahan Hidup dengan Kesederhanaan hingga Terancam Diusir Israel

Tentara Israel selama bertahun-tahun telah menghancurkan gubuk-gubuk itu, kata Abu Sabha. Sekarang, dengan dukungan pengadilan, pengusiran sepertinya tinggal menunggu waktu.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 12 Juni 2022 | 19:05 WIB
Kisah Pilu Warga Palestina di Tepi Barat, Bertahan Hidup dengan Kesederhanaan hingga Terancam Diusir Israel
Pembongkaran bangunan warga Palestina di Tepi Barat oleh Israel [Foto: ANTARA]

Tentara Israel selama bertahun-tahun telah menghancurkan gubuk-gubuk itu, kata Abu Sabha. Sekarang, dengan dukungan pengadilan, pengusiran sepertinya tinggal menunggu waktu.

Tak jauh dari situ, harta keluarganya telah menjadi tumpukan puing setelah tentara datang dengan buldoser untuk merobohkan bangunan.

Dia menyesali kerugian besar yang dideritanya mulau dari hewan ternak yang jumlahnya telah berkurang hingga barang berharga baginya. Hewan ternak, menurut Abu Sabha lebih bernilai daripada perabotan yang hancur.

Seorang pengembala tua di wilayah Tepi Barat, Palestina. [Shutterstock]
Seorang pengembala tua di wilayah Tepi Barat, Palestina. [Shutterstock]

Warga Palestina Gagal Buktikan Klaim

Banyak argumen yang disampaikan selama persidangan berpusat pada apakah warga Palestina yang tinggal di daerah itu sebagai penduduk tetap atau musiman.

MA memutuskan bahwa penduduk di sana gagal membuktikan klaim tempat tinggal permanen mereka, sebelum daerah itu dinyatakan sebagai zona tembak.

Keputusan itu didasarkan pada foto-foto udara dan nukilan dari sebuah buku terbitan 1985 yang diklaim kedua pihak sebagai bukti.

Yaacov Havakook, ahli antropologi asal Israel dalam bukunya yang berjudul "Life in the Caves of Mount Hebron" (Hidup di Gua Gunung Hebron) banyak menjabarkan klaim tanah serta sejarah tanah tersebut ditempati. Dia menghabiskan waktu tiga tahun untuk mempelajari kehidupan petani dan penggembala Palestina di Masafer Yatta.

Havakook menolak berkomentar saat ditanyai terkait perseteruan hingga klaim penempatan tanah di Tepi Barat. Dia mengatakan telah berupaya mengirimkan pendapat ahli untuk kepentingan para penduduk di sana atas permintaan pengacara mereka.

Namun, Havakoo telah dilarang melakukan hal tersebut karena pada saat itu dia bekerja untuk kementerian pertahanan Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak