Yaa, bait-bait yang sangat mengena hati "relakanlah, jaga dirimu sendiri"..yaa yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri, hatimu. Jangan kau buat hatimu berharap sehingga kau akan jatuh terpelanting keras, terjun bebas. Lepaskanlah, maka esok lusa jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.
Sederhananya, pahamilah jika cinta yang tepat akan hadir pada waktu dan tempat yang tepat pula. Saat kita kehilangan, itu bukti jika hal ini bukan yang terbaik satu sama lain. Pada akhirnya takdir akan berperan mendatangkan orang terbaiknya, di luar dugaan yang pernah kita bayangkan. Tinggalkanlah, jika dia memang cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara menakjubkan. Kalau memang terlihat rumit lupakanlah, itu jelas bukan cinta sejati. Ingatlah bahwa takdir Tuhan takkan pernah terlewatkan.
"...apa yang melewatkanku tidak akan menjadi takdirku, apa yang menjadi takdirku tidak akan melewatkanku.." (Umar Ibn Khattab)
Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana, kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya.
Baca Juga:Review Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck: Kisah Cinta yang Terhalang Suku
Cinta memang harusnya diposisikan ditengah-tengah, dengan keseimbangan. Benar sekali kata orang Jawa segala sesuatu itu seharusnya "Sak Madyo" saja, atau sewajarnya saja. “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Imam Turmudzi).
Sikap berlebihan sendiri tidak disukai Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, "Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan".
"...tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS 2:216).
Cara terbaik untuk mencintai adalah dengan cara yang sedang-sedang saja. Rasulullah SAW bersabda: “Urusan yang terbaik itu adalah yang di tengah-tengah."
Dalam benak pikiranku meyakini kalau cinta itu akan selalu ada dalam hati, walau dia jauh secara fisik dan lokasi.
Yaa betul, cinta itu susah tercabut dalam hati, walau cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpalan perasaan senang, gembira, dan sedih.
Baca Juga:Sinopsis Film Chihayafuru Part 3: Peliknya Kisah Cinta Tiga Sekawan Pemain Karuta
"Cinta itu tidak akan pergi,
Ingin ku berlama-lama singgah dihatimu,
Tapi aku tak kuasa, jikalau Engkau tersakiti karena singkatnya waktu,
Aku akan menyalahkan diriku,
Kenapa aku harus jujur saat itu."
"Tuk hati yang diselimuti pilu,
Mendung yang baurkan pandangku,
Menyulap hari-hari menjadi kelabu,
Jogja memang tak secerah itu,
Dan dingin pun tak sedingin Merbabu,
Namun lampu-lampu kecil itu terlampau jauh menuntun waktuku bersamamu,
Harapan memang tak seindah mimpi,
Dan ikatan tak sekedar pertalian janji,
Pengelana tua berkelana di satu tujuan dengan jalan yang berbeda,
Namun jalan kebersamaan kita telah dihadapkan dengan ujung yang tak sama,
Teruskan perjalananmu,
Teruskan perjuanganmu,
Meski tanpa semyumku disisimu,
Yakinlah bahwa Tuhan akan selalu bersamamu"
Hanya dua alasan yang membuat seseorang memutuskan pergi sejauh mungkin. Satu karena kebencian yang amat besar, satu lagi karena rasa cinta yang amat dalam.
Terkadang kita terkekang dengan kejujuran pengakuan "cinta" kita, walaupun sebenarnya tidak ada yang salah dengan kejujuran. Semua hadir tanpa skenario. Rasa dan asa muncul tanpa pernah direncanakan akan ada. Tidak ada yang salah dengan kejujuran diri.
Seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi. Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.