Tak hanya Covid-19 yang Harus Diwaspadai, Dirjen WHO Sebut Tuberkulosis Bunuh 1,5 Juta Orang Tiap Tahun

Menyedihkan lagi rata-rata 10 juta orang per tahun yang terkena penyakit tersebut.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 21 Juni 2022 | 11:30 WIB
Tak hanya Covid-19 yang Harus Diwaspadai, Dirjen WHO Sebut Tuberkulosis Bunuh 1,5 Juta Orang Tiap Tahun
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sesi jumpa pers Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Hotel Marriot Jogja, Senin (20/6/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak hanya menyoroti tentang keganasan virus Covid-19 sebagai salah satu penyakit menular penyebab kematian terbesar di dunia saat ini. Selain itu ada juga penyakit tuberkulosis (TB) yang tak bisa diremehkan begitu saja keberadaannya.

"TB, seperti yang anda tahu itu masih menjadi pembunuh utama. Ini sebenarnya yang kedua dalam hal kematian akibat penyakit menular, yang pertama sekarang adalah Covid," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sesi jumpa pers Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Hotel Marriot Jogja, Senin (20/6/2022).

Tedros mengatakan TB sendiri bahkan sudah lama ditemukan ketimbang Covid-19. Namun selama itu juga TB masih menjadi ancaman yang mengerikan.

Bagaimana tidak, berdasarkan data dari WHO, setiap tahunnya ada sekitar 1,5 juta orang yang meninggal dunia akibat TB. Menyedihkan lagi rata-rata 10 juta orang per tahun yang terkena penyakit tersebut.

Baca Juga:Ingin Sukses Hilangkan Penyakit Tuberkulosis, Indonesia Perlu Ketatkan Peraturan Soal Merokok

"Jadi alasan saya mengangkatnya dalam diskusi kita hari ini adalah untuk benar-benar memberikan perhatian lebih pada TB. Karena kita sekarang berbicara tentang kesiapsiagaan dan respons pandemi," ungkapnya.

Oleh sebab itu, kata Tedros, kewaspadaan terhadap TB masih harus ditingkatkan. Sehingga bisa semakin menekan laju penularan bahkan kematian akibat penyakit TB.

Bukan lantas mengesampingkan pandemi Covid-19 dalam kondisi ini. Melainkan memberikan perhatian yang sama dalam penanganan hingga pencegahannya.

"Kita khawatir tentang pandemi berikutnya, tetapi kita juga harus memahami bahwa ada pembunuh utama seperti TB yang masih membunuh orang. Dan perhatian yang kita berikan pada TB tidak boleh diminimalkan karena kita berinvestasi dalam kesiapsiagaan dan respons pandemi," tegasnya.

Penggalangan dana untuk pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) diharapkan Tedros tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk memberi dukungan kepada penanganan pandemi Covid-19 saja. Tetapi juga turut membantu pendanaan terhadap penanganan TBC.

Ia berharap dari pendanaan itu kemudian ada upaya lain yang bisa dilakukan terkait penyakit TB yakni dengan mengembangan vaksin. Laiknya pengembangan vaksin untuk Covid-19 dilakukan dalam tempo cukup singkat bahkan kurang dari setahun.

"Jadi kita perlu memiliki komitmen seperti itu untuk TB karena itu adalah pembunuh dan oleh karena itu diperlukan lebih banyak investasi untuk TB," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini