Tips Aman Berinvestasi Walau Ekonomi Global Sedang Galau, Pakar UGM: Cek Kredibilitas Perusahaan

Wayan menyebutkan, ada empat komponen utama dalam berinvestasi yang perlu diperhatikan.

Galih Priatmojo
Rabu, 20 Juli 2022 | 11:20 WIB
Tips Aman Berinvestasi Walau Ekonomi Global Sedang Galau, Pakar UGM: Cek Kredibilitas Perusahaan
Ilustrasi Investasi [pexels.com]

SuaraJogja.id - Kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak menentu, isu resesi semakin kerap muncul di tengah-tengah keseharian. Namun, beberapa dari kita tetap ingin berinvestasi, untuk menyiapkan keuangan di masa depan.

Di sisi lain, saat ini banyak ragam investasi yang ditawarkan dengan berbagai keuntungan dan risiko masing-masing. 

Pengamat Perbankan, Keuangan dan Investasi Universitas Gadjah Mada I Wayan Nuka, bagikan tips produk investasi yang aman untuk dipilih dan agar terhindar dari penipuan.

Wayan menyebutkan, ada empat komponen utama dalam berinvestasi yang perlu diperhatikan. 

Baca Juga:Cerita Alza Nashuha Anak Pengepul Rosok di Pacitan yang Masuk UGM Gratis Lewat Prestasi Catur

"Pertama, kenali instrumen investasi. Carilah informasi terkait investasi yang akan diambil, baik melalui testimoni pengguna maupun sumber kredibel seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga diperoleh informasi yang memadai," kata dia, dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).

Selanjutnya, ia meminta masyarakat untuk memahami informasi dan karakteristik produk tadi sedetail mungkin.

Kedua, cek kemampuan diri. Berinvestasi harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan diri secara finansial.

"Cek dengan profil risiko kita. Misal menjelang pensiun lalu ambil investasi dalam bentuk bitcoin, ini tidak cocok karena waktu tinggal berapa tahun pensiun dan terlalu berisiko," ujarnya.

Dosen Departemen Manajemen FEB UGM ini menyebut, tips ketiga, masyarakat harus mengecek reputasi perusahaan penyelenggara investasi.

Baca Juga:Mahasiswa UGM Juara Kompetisi Simulasi Sidang Pengadilan Pidana Internasional 2022 di Belanda

Hal itu dilakukan untuk memastikan kredibilitas perusahaan agar terhindar dari investasi bodong atau abal-abal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak