Cara Mengatasi Toxic Masculinity atau Maskulinitas Beracun

Toxic masculinity merupakan suatu tekanan budaya bagi kaum pria untuk berperilaku dan bersikap dengan cara tertentu.

Pebriansyah Ariefana
Minggu, 07 Agustus 2022 | 16:30 WIB
Cara Mengatasi Toxic Masculinity atau Maskulinitas Beracun
Ilustrasi pria tertawa (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

SuaraJogja.id - Toxic Masculinity menjadi isu serius di masyarakat sosial karena dianggap menimbulkan masalah. Toxic Masculinity berdampak negatif pada laki-laki, perempuan, anakanak dan semua masyarakat.

Toxic masculinity merupakan suatu tekanan budaya bagi kaum pria untuk berperilaku dan bersikap dengan cara tertentu.

Dalam tulisan Nur Firdiyogi dalam skripsi "Kontruksi Sosial Maskulinitas Positif dan kesehatan Mental", disebutkan ciri-ciri toxic masculinity dapat diketahui dengan perilaku yang secara umum berikut ini:

- Mempunyai pandangan bahwa laki-laki tidak seharusnya mengeluh dan menangis.

Baca Juga:Dompet Tertinggal di Dashboard Sepeda Motor, Berujung Dimaling, Warganet: Kenapa Taruh Dompet Sembarangan?

- Laki-laki cenderung bersikap kasar terhadap orang lain.

- Rasa mendominasi terhadap orang lain.

- Agresif, bahkan kasar secara seksual terhadap pasangan atau orang lain.

- Laki-laki tidak perlu membela hak kaum perempuan dan kaum marginal lain.

- Menganggap “keren” perilaku berbahaya dan beresiko seperti, berkendara dalam kecepatan tinggi, minum alkohol, dan merokok dan mengonsumsi obat terlarang.

Baca Juga:Bejat! Pria Lansia di OKU Sumsel Cabuli Anak Tiri Sampai Lima Tahun

- Menganggap kegiatan dalam rumah tangga seperti memasak, menyapu, berkebun, dan mengasuh anak sebagai tugas perempuan.

Kekinian, konsep kemaskulinan beracun digunakan dalam diskusi media dan akademis tentang kemaskulinan untuk merujuk pada norma budaya tertentu yang berkaitan dengan kerugian terhadap masyarakat dan pria.

Stereotip pria tradisional yang dominan secara sosial (bersama dengan sifat-sifat terkait seperti misogini dan homofobia) dapat dianggap "beracun" karena mempromosikan kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.

Namun Toxic Masculinity bisa diatasi dengan berbagai cara. Di antaranya mendorong lelaki untuk membiasakan diri mengekspresikan diri.

Selain itu mengajarkan menumbuhkan rasa empati pada anak lelaki. Ini harus dilakukan sejak dini.

Demikian penjelasan soal Toxic Masculinity.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak