SuaraJogja.id - Ekonomi syariah menjadi booming di tengah gejolak ekonomi kapital saat ini. Bahkan Indonesia yang merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak, serius mengembangkan ekonomi syariah. Lalu bagaimana etika bisnis syariah masa kini?
Dalam tulisan Nihayatul Masykuroh yang berjudul Etika Bisnis Islam dijelaskan, sistem ekonomi Islam tidak identik dengan sistem kenegaraan di beberapa negara Timur Tengah yang menggunakan Islam sebagai dasar negaranya.
Sistem ekonomi lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang perilakunya didasarkan pada sumber Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadit.
Etika bisnis Islam mempunyai prinsip dasar dalam implementasinya. Di antaranya kebebasan individu, hal terhadap harta, batas wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan masyarakat dan individu.
Baca Juga:Kodam III Siliwangi Baiat 50 Anggota NII Kembali ke NKRI
Sementara 3 dasar ekonomi syariah di antaranya:
1. Tawhid
Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT.
2. Khilafah
Prinsip ini mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah di muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup dalam rangka menyebarkan misi hidupnya.
Baca Juga:3 Ide Bisnis Sampingan, Bisa Dimulai saat Perusahaan Tempat Anda Bekerja Sudah Goyang
3. ‘Adalah
Adalah merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid al-Syariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah menuntut bahwa semua sumber daya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk merefleksikan tujuan syariah.
Selain itu dalam etika bisnis syariah ada beberapa yang dilarang. Di antaranya Monopoli, Oligopoli, dan Monopsomi.