Tekan Angka Stunting di DIY di Bawah 17 Persen, 1.000 Bidan Intervensi Ibu dan Anak

Menurut Hasto, 1.000 bidan bisa memberikan edukasi kepada ibu, termasuk dalam proses pemberian ASI secara produktif.

Galih Priatmojo
Senin, 12 September 2022 | 08:04 WIB
Tekan Angka Stunting di DIY di Bawah 17 Persen, 1.000 Bidan Intervensi Ibu dan Anak
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyampaikan tentang penanganan stunting di DIY, Minggu (11/09/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo meminta DIY segera menurunkan angka stunting. Sebab pada 2022 ini, angka stunting di DIY masih 17,3 persen.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerjunkan 1.000 bidan. Mereka bertugas melakukan intervensi daj mendampingi ibu dan anak.

”Seribu bidan mendampingi ibu mulai dari proses kehamilan hingga melahiran," papar Hasto di Yogyakarta, Minggu (10/09/2022).

Menurut Hasto, 1.000 bidan bisa memberikan edukasi kepada ibu, termasuk dalam proses pemberian ASI secara produktif. Sebab selama ini anak yang stunting salah satunya kekurangan nutrisi saat bayi, terutama ASI.

Baca Juga:Persiapkan Generasi Berencana, Kepala BKKBN: Jangan Kawin Terlalu Muda tapi Jomblo juga Jangan Lama-lama

Banyak ibu yang mengaku mengalami kesulitan dalam memberikan ASI anaknya karena tidak keluar. Padahal bila ASI diberikan secara eklusif maka tidak hanya mengantisipasi terjadinya stunting namun juga mencegah peluang kehamilan.

Dengan pendampingan bidan maka target 70 persen ASI ekskuslif bisa dicapai. Sebab saat ini angka ASI eksklusif di Indonesia masih dibawah 65 persen nasional.

"Bila asi diberikan ekslusif selama enam bulan maka angka kehamilan rendah. Ibu yang tidak menyusui maka tiga bulan ibu sudah subur" paparnya

Intervensi bidan dirasa sangat penting, lanjut Hasto karena angka pernikahan di DIY cukup tinggi. Rata-rata angka kelahiran mencapai 20 ribu per tahun.

Melalui intervensi para bidan, maka diharapkan mereka bisa mengawal kesehatan ibu dan calon ibu sejak dari awal pernikahan. Dengan demikian proses kehamilan ibu hingga melahiran bisa dikawal bersama Posyandu.

Baca Juga:Usia Kawin Muda Naik tapi Pengetahuan Rendah, Kepala BKKBN Gencarkan Generasi Berencana

"Dengan peran bidan maka angka stunting [di jogja] tersebut bisa ditekan menjadi 14 persen tahun ini," tandasnya.

Sementara Ferry Soetikno, Presiden Direktur Dexa Medica mengungkapkan, inovasi pencegahan stunting dilakukan melalui pengembangan obat. Salah satunya HerbaAsimor yang mengandung tanaman katuk yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

"Obat herbal ini dapat membantu menambah kualitas dan kuantitas ASI, sehingga ibu yang telah melahirkan dapat memberikan ASI eksklusif untuk bayinya agar tidak stunting. Obat ini2 didonasikan ke sejumlah daerah," jelasnya.

Selain itu intervensi stunting di Kulon Progo juga dilakukan. Kerjasama dengan BKKBN untukmenginisiasi program edukasi untuk 1.000 bidan pendamping keluarga, guna mencegah stunting.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini