Pemahaman KDRT Minim, Pusat Studi Wanita UGM: Mereka Tahu tapi Tidak Paham

Tidak hanya perkara KDRT saja, ada pula kekerasan seksual, bullying dan lain sebagainya.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 02 Oktober 2022 | 11:03 WIB
Pemahaman KDRT Minim, Pusat Studi Wanita UGM: Mereka Tahu tapi Tidak Paham
Ilustrasi KDRT. (Pixabay/Alexas_Fotos)

SuaraJogja.id - Kepala Pusat Studi Wanita (PSW) Widya Nayati menyatakan bahwa pemahaman masyarakat umum tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih minim. Kebanyakan masyarakat hanya mengetahui sebatas istilah saja.

"Mereka tahu tapi tidak paham. Tahu ada KDRT, tapi paham tidak bahwa KDRT itu adalah kekerasan dalam rumah tangga. Tapi sekarang bahwa oke tahu kepanjangannya kekerasan dalam rumah tangga, tapi seperti apa," kata Widya ketika dihubungi awak media, Jumat (30/9/2022).

Menurutnya harus sudah mulai ada sosialisasi terkait pemahaman hal-hal semacam itu. Tidak hanya perkara KDRT saja, ada pula kekerasan seksual, bullying dan lain sebagainya.

Sosialisasi pun tak bisa dilakukan secara seadanya saja. Melainkan perlu dikenalkan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam.

Baca Juga:Ancam Netizen Bawa-bawa Orang Tua di Kasus KDRT Lesti Kejora, Kakak Rizky Billar Dicibir: Adiknya Disuruh Pakai Otak Mas

"Kalau saya ngomong mungkin terlalu ilmiah, kekerasan verbal dan non verbal, apa itu, masih membingungkan. Saya rasa ya itu harus dikenalkan dengan cara yang paling mudah dengan bahasa mereka bukan bahasa ilmiah," terangnya.

Disampaikan Widya, persoalan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) semua pihak. Tidak bisa dari sekolah atau instansi pendidikan saja tetapi justru yang lebih penting dari keluarga.

Termasuk kemudian merambah ke kelompok masyarakat di sekitarnya. Untuk secara lebih khusus memberikan pengertian tentang batasan-batasan yang harusnya tak dilewati.

"Kita tidak pernah mengenalkan bahwa KDRT itu salah. Dari anak kecil. Kalau misalnya enggak boleh titik. Misalnya anak kecil memukul temannya. Kita hanya bilang enggak boleh, tapi enggak boleh kenapa?" tuturnya.

Kurangnya pemahaman terhadap KDRT itu juga membuat kasus itu terus menerus muncul. Dalam artian tidak ada efek jera meskipun penindakan tegas telah dilakukan pihak berwenang.

Baca Juga:Judul Konten Dianggap Kontroversial Gegara Singgung Soal KDRT, Baim Paula Jadi Bulan-bulanan: Gini Amat Capernya!

"Nah kita itu tidak ada usaha untuk do and don't tidak pernah ada, di dalam kehidupan sosial. Ucapan terima kasih juga jarang. Tidak ada usaha mana yang boleh mana yang tidak, mana yang wajar mana yang tidak. Jadi bagaimana kita mensosialisasikan KDRT ini dalam kehidupan nyata," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak