SuaraJogja.id - Gagal ginjal akut pada anak bukan sepenuhnya hal baru. Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis anak RSUD Sleman dr R.Yuli Kristyanto, kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Dr Iyan, panggilannya, mengungkap bahwa poin khusus yang terlihat pada anak dengan gagal ginjal akut adalah penurunan volume kencing.
Bergejala mirip dengan penyakit umum yang beredar di tengah masyarakat, beberapa penderitanya juga mengalami demam, batuk, pilek, diare.
"Gagal ginjal akut pada anak ini ada banyak penyebab, jadi harus dilacak dulu baru kemudian ditentukan tata laksana sesuai pedoman," ujarnya.
Baca Juga:Marak Kasus Anak Sakit Gagal Ginjal Akut, Dinkes Sleman Ingatkan Jangan Asal Lakukan Self Medication
Anak dengan gagal ginjal akut, yang pernah mendapat perawatan di RSUD Sleman, -sebelum akhirnya dirujuk ke RSUP Dr Sardjito-, diketahui belum mendapatkan intervensi obat saat kali pertama dibawa ke RSUD Sleman.
"Dia (pasien) datang dengan demam dan kami kelola sebagai pasien hepatitis misterius. Karena kasus itu, juga kemudian harus dirujuk. Lalu sesegera mungkin kami rujuk ke Sardjito," ujarnya.
"Awalnya belum ada data mengenai itu (konsumsi obat). Baru kemudian dilacak lagi di Sardjito," ucapnya.
Kala itu, diduga pasien yang sudah datang ke RSUD Sleman sejak Mei 2022 tersebut, memiliki penyakit yang berkaitan dengan Covid-19.
"Jadi [saat itu] gagal ginjal belum merebak ya," ungkap Iyan.
Baca Juga:Kamu Wajib Tahu! Ini Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis
Namun, kabar terakhir, dipastikan bahwa pasien anak ini sudah sembuh, usai mendapat perawatan di RSUP Dr Sardjito.
"[Yang pasien meninggal dunia kasus lain?] iya, itu kasus yang berbeda," tuturnya.
Kata Dokter Iyan Soal Gagal Ginjal Akut Pada Anak: Bukan Mak Bedunduk Datang
Melihat kondisi demikian, maka masyarakat awam tak bisa menyebut bahwa kasus gagal ginjal akut anak ini melonjak begitu saja, ketika diketahui mulai muncul kasus.
"Tidak bisa. Jadi ini bukan yang tiba-tiba, mak bedunduk ya. Karena memang gagal ginjal akut pada anak, setiap tahun ada kasusnya. Bedanya dengan sekarang pertama, ada peningkatan, dan kedua, penyebab kasus belum diketahui," jelasnya.
Gagal ginjal akut pada anak bisa terjadi karena beberapa penyebab. Mulai dari dehidrasi berat yang berkepanjangan, auto imun, infeksi dan lain-lain. Ada banyak penyebab.
"Dan kemudian, belakangan ini muncul gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya, ini yang jadi concern kita," sebutnya.
Iyan menyatakan, setiap pasien anak yang datang ke RS dengan gejala tertentu, -yang mengarah ke dugaan gagal ginjal akut-, anak tersebut akan mengikuti wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Kalau pada pasien tersebut didapatkan indikator ureum dan kreatinin meningkat melebihi ambang normal, maka dia bisa dicurigai mengalami kondisi gagal ginjal.
Pada saat itu, sesuai rekomendasi Kemenkes, tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan pertama diminta untuk merujuk pasien ke RS rujukan khusus gagal ginjal akut pada anak.
Iyan menjelaskan, ada poin yang membedakan kondisi gagal ginjal pada anak dan dewasa.
Gagal ginjal pada dewasa dapat ditangani oleh RS daerah. Tidak demikian dengan gagal ginjal pada anak, harus ditangani di RS khusus rujukan.
"Kebetulan di RSUP Dr Sardjito ada ahli gagal ginjal anak, fasilitas hemodialisa anak. Di sana juga akan dilakukan pemeriksaan tambahan untuk melacak penyebabnya apa," paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sleman dr Cahya Purnama menerangkan, dari total 13 kasus gagal ginjal pada anak yang terdata di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak tiga kasus dinyatakan bukan penyakit gagal ginjal akut. Sementara 10 kasus lainnya, dinyatakan positif gagal ginjal akut.
Dari 10 kasus tersebut, terdapat tiga kasus yang berasal dari Sleman, dengan rincian dua penderita dinyatakan sembuh dan satu pasien yang meninggal dunia berusia 10 tahun.
Hingga kini, penyebab pasti kematian pasien gagal ginjal akut anak itu masih terus diteliti dan diinvestigasi.
Tetapi diketahui, pasien yang meninggal dunia maupun yang sembuh, sama-sama mengalami gejala panas dan penurunan volume kencing.
Ditanyai terkait dugaan penyakit gagal ginjal akut disebabkan oleh obat-obatan tertentu, Cahya belum berani banyak berkomentar.
"Belum [diketahui]. [Hasil] investigasi belum keluar," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni