SuaraJogja.id - Mahasiswa Post Doctoral UGM bernama Faris Alniezar mencoba mengupas pidato Amien Rais, Mantan Ketua MPR, saat menerima gelar Guru Besar. Beberapa waktu terakhir, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini ikut mendesak Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan ijasah aslinya di perkara gugatan ijasah palsu di PN Jakarta Selatan.
"Kalau saya kupas pidato Mbah Amien Rais saat menerima gelar Guru Besar kira-kira ada yang mau nyimak ndak?Pokoknya jangan emosi dan sensi ya. Ini obrolan soal ilmu. Murni argumen, bukan sentimen,"tulis keterangan dalam unggahannya, Selasa (25/10).
Faris tak memungkiri sosok Amien Rais sosok fenomenal di zamannya. Ia juga mengunggah foto halaman depan pidato pengukuhan guru besar Amien Rais berjudul "Kuasa, Tuna Kuasa, dan Demonstrasi Kekuasaan". "Yang jelas, Pak Amien ini termasuk fenomenal di zamannya. Tahun 1990an seorang kawan mahasiswa @UGMYogyakarta bercerita bahwa ada satu dosen yg kalau pas ngajar selalu dikerumuni mahasiswa dari kelas2 lain. Selalu tumpah ruah. Siapa dosen ini? Ya benar. Dialah Amien Rais,"tulisnya.
Ia juga memuji sosok Amien Rais menjadi sosok yang berani mengkritik Orde Baru dari dalam kampus negeri. "Masa-masa itu, saat Orde Baru sedang gagah-gagahnya, tidak banyak yang berani bersuara lantang. Apalagi omong soal politik. Pak Amien Rais adalah salah satu diantara sedikit yang berani bersuara. Bahkan, dari dalam kampus Negeri. Kita tahulah perlakukan orba terhadap PNS,"tulisnya.
"Pak Amien ini kalau dilihat dari struktur kalimat2 pidato Guru Besarnya memang terlihat dr dulu punya obsesi yg besar terhadap kekuasaan. Lepas dari kondisi bahwa mungkin ybs gerah terhadap pemerintahan yg ada saat itu, tapi topik pidato gubes ini memang menunjukkan obsesi itu,"tulisnya.
Faris menyampaikan kesimpulan pidato saat pengukuhan Guru Besar Amien Rais. "Kesimpulan pidato Pak Amien, kekuasaan maupun ketidakkuasaan sama-sama memiliki potensi yang mengarahkan pada kerusakan. Itu saja intinya. Baru kemudian Pak Amien mencoba membangun argumentasi,"tulisnya.
"Lalu alternatif apa yang coba ditawarkan oleh Pak Amien agar kita dapat keluar dari jebakan “power” dan “powerless”? Ya Demokratisasi.
Demikian kira-kira pola pikir yang coba dibangun Ketum PP Muhammadiyah tahun 1995 itu,"tulisnya.
Faris menyatakan rasa tidak berdaya atau kalah terhadap kuasa untuk tidak korupsi akan membuat hancur."Jika kuasa yang cenderung absolut itu akan menjerumuskan pada aktornya untuk bersikap korup, lalu apa bahaya dari rasa “ketidakkuasaan” atau powerless? Di sini Pak Amien menjelaskan bahwa perasaan selalu kalah dan tak berdaya akan membuat kita remuk dan ambyar,"tulisnya.
Ada satu yang unik dari pidato Amien Rais, yaitu tidak tercantum ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang memiliki andil dalam karir dan hidup. "Yang ndak umum cari pidato Pak @realAmienRais ini adalah di naskah pidato Guru Besar itu tidak tercantum ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang mungkin dinilai memiliki andil dalam karier dan hidup ybs.Mengapa itu bisa terjadi? Lupa, sengaja atau memang begitu adanya?"tulis Faris.
Baca Juga:Konon Anti Oligarki dan Politik Dinasti, Partai Ummat kok Justru Pilih Mantu Amien Rais Jadi Ketum?
Warganet pun ikut berkomentar terhadap cuitan dari Faris yang mengupas pidato pengukuhan Guru Besar Amien Rais. "Benar, sy dulu termasuk yg ngejar utk mendengarkan beliau bicara klu di Jkt,"tulis Rachman.
"Dulu di jaman reformasi menumbangkan era Soeharto sy sempat kagum akan keberanian dan pemikirannya. Ttp setelah reformasi, sy melihat AR sudah bukan spt yg dulu lagi. Pemikirannya spt mulai terpengaruh oleh kelompok agamis garis keras,"tulis Dimas Pram.
Ada warganet yang memuji Amien Rais karena berani menyebut APBN dikorupsi 30 persen di era Orde Baru. "Tapi yg paling berani adalah seorg mahaguru ekonomi yg blg kalau APBN dikorupsi 30%. Dan dia ngomongnya pd jaman Soeharto. Siapakah dia?"tulisnya.
"Dulu saya dengar langsung pidato dia di UGM saat demo besar2an. Sangat idealis. Setelah dia jadi ketua MPR dan mencoba mencetuskan ide Negara Federasi saya malah ngak respek. Apalgi dengam kelakuan nya sekarang. Makin ngak respek. Petualang politik,"tulisnya warganet lain.
Warganet bernama Mahfud mengatakan dalam dunia akademik, Amien Rais oke, tapi dalam dunia politik, jauh dari cita-cita akademiknya. "Setuju dalam dunia akademik beliau ok tapi praktek di lapangan dalam politik jauh dari cita2 akademiknya karna realitas politik berbeda dgn dunia akademik,"tulisnya.
Kontributor : Ismoyo Sedjati