Edukasi Penggunaan Pembalut Kain Antarkan Siti Aminah Raih Penghargaan Tokoh Pengabdi Inspiratif Nasional 2022

Ketekunan perempuan Desa Sindang Jawa, Kadugede, Kuningan, Jawa Barat itu membuatnya menyandang penghargaan dari Kementerian Agama itu.

Galih Priatmojo
Kamis, 27 Oktober 2022 | 15:30 WIB
Edukasi Penggunaan Pembalut Kain Antarkan Siti Aminah Raih Penghargaan Tokoh Pengabdi Inspiratif Nasional 2022
Siti Aminah peraih Penghargaan Tokoh Pengabdi Inspiratif Nasional 2022. (dok.ist/Humas UIN Suka Jogja)

SuaraJogja.id - Upaya sekelompok orang untuk mengedukasi masyarakat lainnya, agar turut berpartisipasi dalam mengurangi sampah dan menerapkan produk yang berkelanjutan, patut diapresiasi.

Apresiasi seperti itulah yang layak disematkan pula kepada Siti Aminah, dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Jogja.

Ketekunan perempuan Desa Sindang Jawa, Kadugede, Kuningan, Jawa Barat itu membuatnya menyandang penghargaan dari Kementerian Agama itu.

Siti Aminah mengatakan, kita mempunyai mimpi untuk mengurangi sampah dan menyelamatkan bumi.

Baca Juga:Pembiayaan SBSN 2022 Sasar Bidang Pendidikan, Rp41,7 Miliar untuk Bangun Gedung di UIN Sunan Kalijaga

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan mimpi itu, yakni dengan penggunaan pembalut kain.

"Dengan pembalut kain, kita bisa sehat, menyelamatkan bumi dan ekonomis. Kita tahu, bahwa sampah pembalut sekali pakai membutuhkan waktu lama untuk terurai, sekitar 200-800 tahun untuk dapat terdegradasi di tanah," sebut Aminah, Kamis (27/10/2022).

Ia mengungkap, program pengabdian ini mengalir seperti mengikuti isu darurat iklim yang ada di dunia. Sehingga banyak sekali pesanan dan dibutuhkan penjahit.

"Beberapa mitra lembaga kami edukasi dan ajari menjahit pembalut kain ada dari mahasiswa, suster, santri dan warga desa,” kata Aminah, yang juga pendiri dan Ketua Taman Baca Masyarakat (TBM) Delima di Bantul ini.

Aminah berharap bisa melebarkan mitra pembalut kain, agar ada semakin banyak pihak yang memperhatikan lingkungan.

Baca Juga:Putrinya Meninggal Usai Sidang Tesis, Sambil Menitikan Air Mata Ibu Ini Wakili Ikut Wisuda di UIN Sunan Kalijaga

"Kami akan menyebarkan isu pembalut kain ramah lingkungan dan best practice dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya edukasi atau gerakan menggunakan peka bisa semakin merangkul masyarakat marginal," tambahnya.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Prof. Marhumah menyatakan rasa bangga sekaligus bersyukur, atas prestasi yang diraih Kaprodi Pengembangan Masyarakat Islam Siti Aminah.

"Usaha yang luar biasa, dicapai lantaran isu lingkungan yang sudah lama diperjuangkan dan sekarang mendapat apresiasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia," ujarnya.

Penghargaan ini, lanjut Marhumah, diraih Siti Aminah pada ajang Peraih Pengabdian Terbaik Tingkat Nasional kategori Tokoh Pengabdi Inspiratif Terbaik Ketiga, dalam acara The 4th International Conference on University-Community Engagement (ICON UCE).

Pihaknya berharap, inovasi yang telah dilakukan tiada henti ini bisa membuahkan hasil yang optimalkan, dan bisa disosialisasi secara massal dan lebih masif. Sehingga penerima manfaat dari produk ini lebih banyak lagi.

Selain itu, bisa menjadi role model bagi mahasiswa Prodi PMI, pada khususnya dan dosen pada umumnya, untuk terus mengukir prestasi.

Edukasi Penggunaan Pembalut Kain Di Ponpes, Kampus, Masyarakat

Dalam keterangannya itu, Marhumah juga menyebut bahwa, Siti Aminah menyandang penghargaan setelah mengedukasi pembalut kain ramah lingkungan kepada masyarakat.

Selain sosialisasi, Aminah juga meneliti penggunaan dan pemanfaatan pembalut kain baik di pondok pesantren, kampus dan masyarakat.

Sementara itu dalam keterangan tertulis, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, M Ali Ramdhani menyatakan, ICON UCE 2022 digelar dalam rangka terus mengoptimalkan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, termasuk dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.

Sebab, universitas yang baik adalah kampus yang mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat secara luas.

"Proses pengajaran harus berbasis masyarakat, penelitian pun harus berbasis masyarakat," ujarnya.

Dhani menambahkan, civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk hadir di depan dalam membangun episentrum peradaban.

Kehadirannya harus seperti mercusuar yang mampu menerangi masyarakat di sekitarnya.

"Pengajaran dan riset PTKI harus berbasis masyarakat," terangnya.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak