SuaraJogja.id - Kompetisi Robotik Madrasah (KRM) atau Madrasah Robotik Competition (MRC) 2022 kembali digelar untuk tahun kedelapan. Berbagai karya robotik dari siswa Madrasah pun turut lahir dari kegiatan tahunan ini.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendis Kemenag RI, Moh Isam menyebut sudah ada beberapa karya robotik dari peserta MRC yang dilirik pihak lain dalam delapan tahun penyelanggarannya. Bahkan karya selain robotik juga ikut dilirik dalam sejumlah kesempatan.
"Ada, sebagian karya-karya anak Madrasah yang tidak hanya robot, kita juga ada AMD (akademi madrasah digital) itu sebagian karyanya sudah dilirik oleh perusahaan-perusahaan," ujar Isam kepada awak media di GOR UNY, Rabu (23/11/2022).
"Contohnya di Majalengka tentang budidaya bawang yang berbasis IoT (internet of things) itu sudah dilirik pemerintah di situ. Termasuk untuk mendeteksi hama di persawahan, sama pemerintah daerah sudah diajak untuk dikembangkan di dunia industri," paparnya.
Baca Juga:Taqy Malik Sebut Uang Dipakai Bangun Masjid saat Namanya Terseret Kasus Robot Trading
Diharapkan Isam, penyelenggaran MRC tahun ini dapat menarik lebih banyak pihak untuk melirik karya-karya para siswa Madrasah itu. Selain juga menghasilkan karya robotik khususnya yang dapat berguna bagi banyak pihak.
"Ya harapan kami ingin bermitra dengan dunia usaha dan industri. Ini kan robot-robot yang bagus bisa dikembangkan menjadi prototype," ucapnya.
Isam tak menutup kemungkinan bahwa karya robotik yang berpotensi dari para peserta MRC bisa dikembangkan lebih canggih ke depan. Bahkan tak hanya itu, tapi juga bisa diproduksi secara masih dan dimanfaatkan lebih luas lagi.
"Kemudian kalau bisa diindustrikan atau diproduksi secara masif, itu kalau memang bagus. Itu akan bisa menjadi kekayaan kita, terkait dengan produksi dalam negeri," terangnya.
Ia mengharap dalam penyelanggaran MRC ke depan sudah ada rancangan-rancangan yang bisa dikembangkan oleh dunia usaha dan dunia industri.
Baca Juga:Terdakwa Investasi Bodong Robot Trading Dituntut 15 Tahun Penjara
"Mungkin saya minta kepada para ahli, para pakar terutama di bidang robotik, di bidang AI dan di IoT itu membantu Madrasah untuk menggali ide-ide anak-anak. Supaya nanti bisa dikembangkan terutama dunia kampus dan dunia usaha nanti bisa kemudian diproduksi secara masif kalau itu bagus," tandasnya.
Sementara itu, salah satu juri MCR level MI dalam sub tema inovasi, Soni Adeyanto mengakui bahwa potensi peserta kali ini sungguh beragam.
"Untuk inovasi para peserta luar biasa. Inovasi kita kadang-kadang sampai yang enggak kepikir kok ada itu muncul, potensinya luar biasa. Bagus banget luar biasa," ungkap Soni.
Terkait penilaian sendiri, kata Soni, dilihat dari beberapa hal. Mulai dari desain dan kontruksi yang meliputi originalitas karya, lalu ada kecanggihan serta aplikatif dan kegunaan. Tidak lupa pemenuhan syarat dan kesesuaian tema dan penerapannya.
"Jadi mungkin robotnya canggih tapi terlalu canggih nggak bisa diterapkan juga kita akan nilai di situ. Atau sederhana tapi malah memiliki manfaat, lebih memiliki manfaat yang tepat guna untuk sekolah atau lingkungan atau rumah mereka," tuturnya.
"Lalu ada juga presentasi. Jadi bagaimana mereka mempresentasikannya. Kadang ada yang robotnya bagus tapi mereka kurang paham masalah itu. Ada juga yang presentasi bagus tapi robotnya enggak bisa bekerja dengan baik," tambahnya.