Dinkes Catatan Peningkatan Kasus Sifilis di DIY, Pasien Didominasi Laki-laki

Diungkapkan Rini bahwa dari data empat tahun terakhir itu pengidap sifilis memang didominasi laki-laki.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 26 Mei 2023 | 17:08 WIB
Dinkes Catatan Peningkatan Kasus Sifilis di DIY, Pasien Didominasi Laki-laki
ilustrasi sifilis (pixabay/Derneuemann)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kenaikan angka penderita penyakit seksual menular sifilis dalam tiga tahun terakhir. Pada triwulan pertama tahun ini saja sudah ada 79 warga yang terkena sifilis.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Setyarini Hestu Lestari menururkan bahwa angka kasus sifilis di DIY selam setahun pun masih berpotensi meningkat. Terlebih ketika dibandingkan dengan data tiga tahun sebelumnya.


Merinci data dari Dinkes DIY khusus untuk sifilis pada triwulan pada 2020 tercatat ada sebanyak 67 kasus. Dengan rincian pengidapnya adalah 43 laki-laki dan 24 perempuan. 


Kemudian pada triwulan tahun 2021 kasus sifilis mengalami peningkatan mencapai 141 kasus. Pengidap laki-laki masih berada diurutan paling tinggi yakni 113 sedangkan perempuan hanya 28 pengidap saja.

Baca Juga:Soroti Status Keimigrasian Warga Negara Berkonflik, Kemenkumham DIY Perkuat Tim Pengawasan Orang Asing


Kasus sifilis di DIY mengalami peningkatan lagi pada tahun 2022 yakni menyentuh angka 333 kasus. Dengan rincian berdasarkan jenis kelamin sebanyak 267 laki-laki dan 66 perempuan. 


Pada triwulan 2023 memang tidak setinggi pada tahun sebelumnya namun masih berpotensi untuk terjadi peningkatan. Tercatat pada triwulan tahun ini ada 79 kasus dengan pengidap laki-laki 71 dan 8 perempuan.


"Kasusnya (sifilis) memang meningkat," kata Setyarini, Jumat (26/5/2023).


Diungkapkan Rini bahwa dari data empat tahun terakhir itu pengidap sifilis memang didominasi laki-laki. Sebab tidak dipungkiri bahwa LSL menjadi salah satu faktor risiko dalam penularan sifilis. 


"Faktor risiko ya memang LSL, menurut berdasarkan sistem informasi HIV dan Aids. Jadi kami punya sistem informasi HIV dan Aids yang dalamnya ada pemeriksaan sifilisnya. Nah itu ada, datanya kami ambil dari itu," ujarnya.

Baca Juga:Kejati DIY Periksa Dua Mantan Camat Buntut Kasus Mafia Tanah Kas Desa di Sleman


Sedangakan jika dilihat segi usia, pengidap sifilis dalam tiga tahun terakhir tepatnya sejak 2020-2022 didominasi rentang usia 25-49 tahun. Sementara kelompok usia 20-24 juga menjadi salah satu rentang usia yang cukup banyak terkena sifilis.


Pihaknya mengimbau pengidap sifilis tak perlu tidak malu untuk memeriksakan langsung ke dokter. Mengingat sifilis juga masih dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat.


"Sifilis ini bisa diobati asal mau datang berobat ke tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tiap ada kasus pasti diobati, obatnya juga disediakan pemerintah," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak