Alih-alih Nyinyir di Sosmed, Kiper Wadahi Kegelisahan Perempuan Lewat Puisi

Daripada nyinyir di sosmed dan kemudian hilang, kami akhirnya mengajak para perempuan untuk menuangkan kegelisahannya lewat puisi

Galih Priatmojo
Minggu, 11 Juni 2023 | 10:52 WIB
Alih-alih Nyinyir di Sosmed, Kiper Wadahi Kegelisahan Perempuan Lewat Puisi
Para perempuan membacakan puisi dalam Geliat Perempuan Indonesia di Yogyakarta, Sabtu (10/06/2023) malam. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Sosial media (sosmed) kini menjadi salah satu media untuk menumpahkan segala hal, termasuk bagi perempuan. Bahkan sosmed sering digunakan menyampaikan kegelisahan dan curahan hati yang pada akhirnya jadi ajang nyinyir tidak bermakna. Bahkan bila salah menulis bisa berujung pada hukum karena melanggar UU ITE.

"Daripada nyinyir di sosmed dan kemudian hilang, kami akhirnya mengajak para perempuan untuk menuangkan kegelisahannya lewat puisi," ujar pendiri Kisah Perempuan Indonesia (Kiper), Premita Fifi Widhiawati dalam Menulis Puisi Geliat Perempuan Indonesia di Yogyakarta, Sabtu (10/06/2023) malam.

Lewat puisi, menurut Fifi, perempuan bisa menyampaikan berbagai pemikiran, ide dan kegelisahan hidup akan kondisi sosial, politik, ekonomi dan lainnya dengan media yang tepat. Bahkan nyinyiran mereka dalam bentuk puisi bisa menjadi karya sastra bermakna sekaligus melahirkan penyair-penyair perempuan baru.

Meski diakui kegelisahan tersebut tak banyak terwadahi oleh komunitas-komunitas yang tepat. Padahal dulu perempuan banyak menulis cerita hidupnya di buku harian saat sosmed belum ada.

Baca Juga:Rocky Gerung Puji Bupati Karawang Membuktikan Perempuan Bisa Jadi Pemimpin: Dia Paham Keadilan

"Melalui komunitas berpuisi ini kami berupaya memberi ruang para perempuan indonesia, sekaligus memotivasi lebih giat dan intens menulis puisi," jelasnya.

Salah satu wujud nyata akan karya puisi perempuan, lanju Fifi, mereka mengadakan lomba puisi tingkat nasional yang diikuti 271 perempuan dari berbagai daerah seperti Medan, Jakarta, Bandung, Magelang, Riau, Bali, Mataram, Madura, Solo, Yogya, Temanggung, Flores, Purbalingga, Purwokerto, Buton, Pontianak, Parepare, Wonogiri, Pati, Kediri, Indramayu dan Manado. Puisi berjudul 'Notasi Perempuan Pemotong Kayu' karya penyair asal Sumenep yakni Lailah Nurdiana pun terpilih menjadi juara pertama.

"Ternyata masih banyak perempuan yang ingin menuangkan curahan hati sekaligus mengisahkan peristiwa yang dirasakan penulisnya lewat puisi karena pesertanya cukup banyak," tandasnya.

Sementara pencipta lagu Sandy Canester dalam kesempatan ini menyumbangkan satu lagu ciptaannya berjudul "Salut Perempuan". Lagu ini sebagai bentuk penghargaan pada keberadaan para perempuan.

"Para perempuan dalam hidup kita, bahkan mantan memberikan cerita dalam hidup kita meskipun bentuknya sakit," jelasnya.

Baca Juga:Di Karawang, Rocky Gerung Pakai Asas Demokrasi Kesetaraan Perihal Jatah Perempuan 30 Persen di Politik

Musisi yang pernah menciptakan lagu mulai dari Ari Lasso, Once Mekel hingga Kerispatih ini pun menggabungkan lagu tersebut dengan geliat para perempuan dalam Kiper melalui musikalisasi puisi. Apalagi saat ini karya-karya puisi  tak banyak lagi dibuat dan diperdengarkan ke publik sebagai salah satu wadah berekspresi.

"Juga bisa menjadi wadah bagi anak-anak untuk berekspresi, daripada bikin status di sosmed yang besok hilang, lebih baik bikin sesuatu yang bisa menjadi referensi atau masukan yang baik," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak