SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencanangkan inovasi program Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis (SIKAT TB). Hal ini sebagai komitmen seluruh pihak di Bumi Sembada dalam mengatasi persoalan TB di wilayahnya.
"Pencanangan Sikat TB ini adalah bentuk komitmen dari pentahelix seluruh OPD di Sleman termasuk dari komunitas pemerhati TB. Ini kita bersatu sekarang betul-betul menangani TB, digropyok bareng-bareng oleh kita," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, ditemui di Kantor Kalurahan Tamanmartani, Kamis (15/6/2023).
Melalui program ini, Cahya berharap nantinya penanganan TB tidak hanya dari sisi kesehatan saja. Melainkan bisa turut dibantu oleh seluruh pihak yang terlibat dalam komitmen ini.
Tak melulu sekadar pemberian obat-obatan kepada para penderita TB. Tetapi kemudian ada pula OPD-OPD yang memberikan bantuan seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), jaminan hidup (jadup) hingga rumah atau lingkungan yang sehat.
Baca Juga:Percepat Target Eliminasi Tuberkulosis di 2030, Dinkes Sleman Gelar Workshop SIKAT TB
Dengan SIKAT TB, kata Cahya, pemeriksaan tidak hanya akan menunggu masyarakat untuk datang ke puskesmas atau rumah sakit. Melainkan pihaknya bergerak lebih aktif atau dengan jemput bola.
"Mudah-mudahan nanti setelah Tamanmartani akan dilakukan uji coba lagi Margoluwih Sayegan, kalau dua-duanya berjalan dengan baik lalu akan kita teruskan untuk 86 desa yang lain," ucapnya.
Tidak hanya bergerak secara aktif untuk dalam menemukan kasus TB di masyarakat. Dalam program SIKAT TB, dihadirkan pula aplikasi dalam upaya pendataan kasus yang ada.
"Jadi aplikasi ini akan bisa membaca temuan pada saat seperti pemeriksaan. Itu akan keluar jumlah yang dilakukan pemeriksaan, jumlah yang terduga, kemudian jumlah kasusnya, itu nanti di klik dusunnya akan muncul," ucapnya.
"Mudah-mudahan ke depan ini akan sustain ke depan akan kita jadikan menjadi satu digitalisasi termasuk nanti kalau ada keluhan," imbuhnya.
Dengan berbagai inovasi dan kerja sama yang dilakukan ini, diharapkan persoalan TB di Sleman dapat ditangani lebih baik. Agar dapat mencapai percepatan eliminasi TB tahun 2030 mendatang.