Telaga di Gunungkidul Mulai Mengering Akibat Kemarau, Warga Terpaksa Jual Hewan Ternak

Warga harus menjual ternak untuk mendapatkan air bersih.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 06 Agustus 2023 | 16:55 WIB
Telaga di Gunungkidul Mulai Mengering Akibat Kemarau, Warga Terpaksa Jual Hewan Ternak
Sejumlah anak mencoba mencari ikan tersisa di telaga yang sudah mengering, di Dusun Wediutah, Gunungkidul, Minggu (6/8/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Sejumlah telaga di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah mulai mengering. Para peternak terpaksa menjual sebagian hewan peliharaan mereka untuk membeli air. Air itu selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga diberikan ke ternak mereka.

Seperti yang dilakukan oleh Widodo, warga Padukuhan Wediutah Kalurahan Ngeposari Kapanewon Semanu Gunungkidul.

Dia mengatakan beberapa warga di wilayahnya terpaksa harus menjual ayam atau kambingnya untuk membeli air karena telaga di tempat mereka telah mengering.

"Biasanya kan ngasih minuman atau mandiin pakai air telaga. Sekarang kering jadi harus beli air," ujarnya, Minggu (6/8/2023).

Baca Juga:Diam-diam Buang Sampah di Gunungkidul, Tiga Truk Sampah Luar Daerah Diminta Putar Balik

Sejak dua minggu yang lalu telaga di wilayah mereka sudah mengering. Meskipun masih ada sisa-sisa air, namun tak bisa dimanfaatkan. Warga terpaksa membeli air dari penjual untuk memenuhi kebutuhan ternaknya

Sementara untuk kebutuhan mereka sehari-hari, warga masih bisa memanfaatkan suplai dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Guna kebutuhan ternak mereka, pasokan PDAM kurang mencukupi karena ternak membutuhkan air lebih banyak.

Hal yang sama juga terjadi di Kalurahan Girisuko Kapanewon Panggang Gunungkidul. Sudah 3 bulan ini mereka terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp150 ribu setiap tangki ukuran 5.000 liter. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk ternak mereka.

"Kalau saya sudah habis 6 tangki. Tetangga ada yang habis 10 tangki, ya karena ternaknya banyak," ujar dia

Baca Juga:Mengenal Antraks, Penyakit Hewan yang Sebabkan Korban Jiwa di Gunungkidul

Beberapa tetangganya sudah menjual kambing untuk memenuhi kebutuhan air bersih terutama ternak mereka.

Menjual ternak untuk memenuhi kebutuhan air ternak yang lain sebenarnya sudah menjadi fonemena biasa di wilayah tersebut karena hampir tiap tahun terjadi.

"Ya memang itu semacam sudah tradisi. Sudah kami antisipasi sebelumnya," kata dia.

Penggerak Resan (kelompok pelestari alam di Gunungkidul) Edi Padmo mengakui sebagian besar telaga di Gunungkidul telah mengering. Jikapun ada, maka airnya tidak bisa dimanfaatkan lagi karena cenderung kotor dan berlumpur.

"Telaga di Gunungkidul ini sepanjang data kami ada 400 buah. Dan memang banyak yang mengering," terang dia.

Dia mengatakan jika dibanding zaman dahulu, telaga-telaga yang ada di Gunungkidul lebih cepat mengering.

Pasalnya banyak terjadi sedimentasi, pengerukan, semenisasi dan terbukanya luweng (goa vertikal) hingga hilangnya pohon pelindung.

Edi Padmo mengatakan, niat pemerintah memang baik ingin menjaga telaga-telaga mereka dengan melakukan rehabilitasi yaitu dengan melakukan semenisasi dinding telaga. Namun ternyata semenisasi tersebut menjadi bumerang karena justru mengakibatkan telaga cepat mengering.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak