Minat Warga Jogja Naik Transportasi Umum Rendah, Siro: Saya Kapok Nunggu Lama Pelayanan Payah

Sejumlah warga Jogja mengaku lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum karena pelayanannya yang tidak mumpuni.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 18 September 2023 | 13:50 WIB
Minat Warga Jogja Naik Transportasi Umum Rendah, Siro: Saya Kapok Nunggu Lama Pelayanan Payah
Bus Trans Jogja - (SUARA/Eleonora PEW)

Itu yang kemudian berefek pada layanan Transjogja secara keseluruhan. Dari sisi bus memang lebih bagus dan pelayanannya pun cukup ramah tapi dari sisi kecepatan tidak meningkat dan masih ikut terlibat dalam kemacetan.

"Efeknya ya orang kemudian tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga load faktornya jumlah penumpang yang naik itu juga sangat rendah di bawah 40% kadang 30% dan seterusnya. Itu kemudian efeknya adalah subsidi nggak segera turun," tuturnya.

Disampaikan Arif, secara ideal seharusnya subsidi yang diberikan itu dilindungi. Sehingga orang tertarik dan subsidi yang digelontorkan pun makin lama makin turun.

Namun tidak untuk kasus di Jogja, subsidi makin naik atau tidak pernah turun sampai hari ini. Sehingga ketika ada permintaan lebih untuk memperluas layanan, hal itu tak bisa segera diwujudkan dengan pertimbangan subsidi yang sudah terlalu besar.

Baca Juga:Polisi Tangkap Dua Pelaku Pembuangan Bayi di Sleman, Ibu Bayi Merupakan Mahasiswi Jogja

"Padahal sebenarnya perluasan layanan coverage itu akan bisa meningkatkan jumlah pengguna. Sehingga bisa mengurangi subsidi yang diberikan. Cuma kan ya tadi kalau subsidi diberikan tapi tidak dilindungi ya sama saja, efeknya adalah tidak memperbaiki daya tarik dari angkutan umum. Orang masih menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan online karena tidak lebih cepat," cetusnya.

"Jalur khusus itu menunjukkan komitmen full, kalau ini kan cuma setengah. Kita beli layanan kasih subsidi tapi kita gak berupaya untuk melindungi subsidi itu. Efeknya tadi setengah jalan, gak maksimal," imbuhnya.

Jalur Khusus Bukan Tak Mungkin

Sisi lain, Arif menuturkan sangat mungkin untuk memberikan jalur khusus kepada Trans Jogja seperti halnya busway di Jakarta. Salah satu caranya adalah mengurangi parkir liar di pinggir jalan.

"Memang Jogja jalannya sempit tapi sebenarnya sempit itu yang on street parkir to, karena parkir di pinggir jalan masih banyak. Kalau itu dibersihkan sebenarnya ada ruang untuk kemudian bahkan diambil dua lajur bolak-balik itu masih bisa," ujar Arif.

Baca Juga:Ayom Jogja, Tempat Makan Cantik di Tengah Hijaunya Pesawahan yang Asri

"Cuma keberanian itu sekali lagi, itu kan menggoyang konstelasi jalanan, yang itu resiko politiknya juga lumayan besar," imbuhnya.

Ia berandai-andai, misalnya saja menyediakan satu lajur khusus untuk Trans Jogja. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah ruas jalan di Jogja sendiri kerap kemudian diputuskan untuk dibuat satu arah.

"Ketika satu arah itu kan sebenarnya sama aja dilepaskan satu. Mestinya saat ada kebijakan membuat lajur satu arah itu diambil satu untuk angkutan umum dan dia harus dedicated untuk itu. Tapi kejadiannya seperti sekitar Malioboro kemudian ada counter clockwise di putarannya yang kemudian hanya satu arah itu sebenarnya kesempatan untuk bisa masuk," paparnya.

"Kemudian juga beberapa ruas jalan juga begitu karena ruas cukup lebar, empat lajur satu arah diambil satu masa gak bisa. Jadi memang perlu ada semangat juga pengambil keputusan pengelola kota ayo kita mulai memberikan prioritas," tambahnya. 

Tak harus dua arah misalnya, kata Arif, ada juga banyak kota yang kemudian menerapkan dedicated line itu hanya satu arah. Ia mencontohkan seperti kereta api yang saat masih satu jalur bersimpangan di stasiun.

Itu bisa kemudian diterapkan untuk bus dan nanti persimpangan itu ada di halte. Kembali lagi, itu adalah masalah keberanian untuk menjalankan sistem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak