SuaraJogja.id - Bakal calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berdasar hasil sejumlah survei memiliki angka yang kecil dibanding dua pasangan bacapres dan cawapres. Padahal saat di lapangan keduanya mendapat sambutan antusias dari para pendukungnya.
Pengamat politik UGM Arga Pribadi Imawan menilai bahwa hasil survei tidak dapat semata-mata merepresentasikan kondisi sebenarnya di lapangan. Mengingat survei sendiri dilakukan dengan metodologi yang terbatas.
"Itu sangat bergantung dengan lembaga survei yang menaungi ya atau yang melakukan survei ya, karena kan survei memiliki keterbatasan metodologi," kata Arga saat dihubungi Suarajogja.id, Rabu (1/11/2023).
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM itu tak menutup kemungkinan bahwa kepercayaan pasangan AMIN jika massanya tak sedikit itu bukan isapan jempol belaka.
Baca Juga:Eep Safulloh Beberkan Data Menarik, 48 Persen Pemilih Belum Mantap dengan Capres Pilihannya
Anies dan Cak Imin sempat melontarkan candaan diduga untuk menyindir pihak-pihak yang menyebut keduanya minim pendukung. Hal itu mereka sampaikan saat menghadiri acara senam dan jalan sehat yang dilakukan di GDC Depok, Sabtu (28/10/2023) kemarin.
Diketahui candaan itu dilontarkan setelah melihat lokasi acara senam dan jalan sehat sudah dipadati oleh para pendukung AMIN.
"Jadi mungkin apa yang disampaikan pasangan AMIN ini benar juga karena ada beberapa survei yang dilakukan spesifik kepada satu daerah yang kemudian enggak mengakomodir daerah lainnya dan itu juga mungkin orang-orang yang ditanyakan atau direpresentasikan kemudian orang-orang yang tidak merupakan salah satu massa dari AMIN itu sendiri," terangnya.
Disampaikan Arga, justru saat ini sudah dapat dirasakan gejolak antar para pendukung ketiga pasangan calon presiden-wakilnya. Terkhusus yang terjadi pada kalangan masyarakat akar rumput.
"Tapi kalau melihat kepada gejolak-gejolak yang muncul di kalangan akar rumput, grassroot, memang persaingan terkait tiga calon ini sebenarnya satu sama lain itu memang semakin menguat," tuturnya.
Baca Juga:Deg-degan Kalau Gagal Tes Kesehatan KPU, Cak Imin: Alhamdulillah Semua Lolos
"Di Jogja misalnya sudah banyak sekali spanduk-spanduk yang bertebaran, di lingkup kampus apalagi pasca keputusan kemarin kampanye boleh masuk kampus. Itu menjadi salah satu stimulus dinamika di kampus untuk memilih atau preferensi dalam memilih calon yang ada," tambahnya.
Sehingga memang, kata Arga, hasil survei para pasangan calon itu belum dapat dijadikan sebagai representasi di lapangan. Mengingat berbagai keterbatasan metodologi.
Ia menyebut ketiga pasangan saat ini masih memiliki peluang yang sama untuk menang dalam Pilpres 2024. Tinggal bagaimana cara masing-masing untuk memikat hati masyarakat dalam sisa waktu yang ada.
"Kans sampai saat ini sebetulnya semuanya berada di posisi yang sama dan tidak ada yang jauh lebih unggul dan ini tergantung bagaimana selama tiga-empat bulan terakhir ini mereka bisa menggaet suara publiknya," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengaku heran dan bingung dengan hasil survei yang menyebutkan bahwa elektabilitas bakal pasangan calon presiden-wakil presiden Anies-Muhaimin berada di urutan terakhir di antara yang lain.
"Di survei jelek semua tetapi di jalanan banyak massanya (Anies-Imin). Itu yang ga jelas, yang bener yang mana juga saya nggak tahu," kata Aboe Bakar, usai menghadiri diskusi yang digelar di Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).
Dia mengatakan bahwa Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar merupakan bakal pasangan capres-cawapres yang paling siap, meskipun awalnya dianggap sebelah mata oleh beberapa pihak.
"Seakan-akan paslon ini nggak akan masuk, ternyata masuk gelombang pertama, daftar pertama, betapa siapnya si paslon," ujar Aboe Bakar.