Gus Miftah Bela Gibran saat Disebut Politik Dinasti, Singgung Megawati hingga SBY

Gus Miftah ikut respon soal majunya Gibran Rakabuming Raka di ajang Pilpres 2024 yang banyak disebut sebagai politik dinasti

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 02 November 2023 | 16:23 WIB
Gus Miftah Bela Gibran saat Disebut Politik Dinasti, Singgung Megawati hingga SBY
Gus Miftah. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Politik dinasti masih menjadi isu yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Hal ini tidak terlepas dari majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres pendamping bakal capres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 nanti.

Tudingan kepada Gibran yang sudah melanggengkan politik dinasti ini dibela oleh Gus Miftah. Pendiri Pondok Pesantren Ora Aji itu sempat menyinggung Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait persoalan ini.

"Pak Sukarno punya anak Bu Megawati, Bu Megawati punya anak mbak Puan Maharani, Pak SBY punya anak AHY, Gus Dur punya anak Yenny Wahid tapi kenapa yang dibilang dinasti cuma mas Gibran saja. Kalau masuknya mas Gibran dibilang dinasti ya berarti anda ingin mengatakan Bu Megawati juga dinasti," kata Gus Miftah ditemui di Masjid Al-Husna di Pakuwon Mal Yogyakarta, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya pemerintahan yang layak disebut sebagai politik dinasti ada dalam negara Korea Utara. Di sana ada sosok Kim Jong Il yang sudah berkuasa sejak negara itu terbentuk.

Baca Juga:Koalisi Indonesia Maju Tak Ada Niatan Cari 'Pemain Cadangan', Yakin Gibran Tetap Maju jadi Cawapres Prabowo

Lalu saat ia meninggal dunia, tahta itu diberikan kepada anak putranya yakni Kim Jong Un. Penunjukan itu dilakukan tanpa ada pemilihan secara demokratis. 

Hal itu kemudian yang, kata Gus Miftah, tidak bisa disamakan dengan kondisi majunya Gibran sebagai bakal cawapres kali ini. Mengingat Gibran masih harus melewati proses demokrasi yakni Pilpres terlebih dulu.

"Ini kan tetap saja walaupun anaknya Pak Jokowi kalau memang rakyat enggak suka ya enggak akan dipilih. Kalau kemudian rakyat suka ya dipilih. Jadi ini kembali kepada masalah kemampuan dan profesionalisme," ungkapnya. 

"Kalau memang dia anaknya Pak Jokowi dan dia punya kemampuan kenapa enggak," imbuhnya.

Gus Miftah justru menilai bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat maju sebagai capres dan cawapres itu merupakan kemenangan bagi anak muda. Agar kemudian anak-anak muda sekarang dapat lebih berperan untuk bangsa.

Baca Juga:Jadi Lawan Penggemar Gibran! Seorang Mahasiswa Minta Putusan MK Soal Usia Capres-Cawapres Diuji Ulang

"Dan ini bagi saya kemenangan untuk anak muda, bagi saya keputusan MK itu tidak hanya untuk mas Gibran tapi untuk anak-anak muda seperti kita akhirnya bisa berperan. Toh bagaimana kemudian nabi juga mengatakan bahwa anak muda ini juga harus diberi kesempatan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini