Bertemu dengan Sang Penolong saat Terpuruk dan Ngemper di SPBU, Miliader Jogja Ini Akhirnya Bisa Balas Budi

Alih-alih meminta kembali apa yang diberikannya, menurut Sutardi, perempuan itu hanya ingin diajak jalan-jalan berkeliling ke Prambanan.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 12 November 2023 | 14:35 WIB
Bertemu dengan Sang Penolong saat Terpuruk dan Ngemper di SPBU, Miliader Jogja Ini Akhirnya Bisa Balas Budi
Miliader sekaligus desainer Sutardi menampilkan karyanya dalam JFW 2023 di JEC, Sabtu (11/11/2023) malam. [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Setelah bertahun lamanya berusaha untuk bisa bertemu muka dengan sang malaikat penolong, salah seorang miliader yang tinggal di Yogyakarta, Sutardi atau Suta Mahesa akhirnya bisa mewujudkan mimpinya. Sutardi yang sempat diwawancara Suara.com saat mencari Bu Putri, perempuan baik yang meminjaminya Rp 15 juta untuk modal usaha saat terpaksa ngemper atau numpang tidur bersama istrinya di SPBU Jalan Magelang dan nyaris mencuri kotak amal bisa bertemu muka dengan perempuan itu.

"Bertahun-tahun dari 2015 saya ingin bertemu Bu Putri untuk bisa balas budi. Akhirnya mimpi itu kesampaian karena bulan lalu [Oktober 2023] kami akhirnya bertemu disini [Jogja] setelah saya balik dari Surabaya," ungkap Sutardi usai memamerkan karya Victorian Girl x Wastra dalam Jogja Fashion Week (JFW) 2023 di JEC, Sabtu (11/11/2023) malam.

Desainer ini pun berusaha untuk membayar hutangnya pada Bu Putri. Bahkan dia ingin membalas budi dengan cara apapun pada perempuan yang telah mengangkat derajatnya hingga kini punya sejumlah outlet Farah Button di berbagai mall di Indonesia, Jepang hingga Hawai.

Namun saat bertemu, Bu Putri sama sekali tidak mau uangnya dikembalikan. Atau menerima semua pemberian dan balas budi dari Sutardi, termasuk oleh-oleh yang ditolaknya.

Baca Juga:Kenikmatan Menyantap Manisnya Aneka Cokelat di Mbanggulo

Alih-alih meminta kembali apa yang diberikannya, menurut Sutardi, perempuan itu hanya ingin diajak jalan-jalan berkeliling ke Prambanan. Juga mencicipi kuliner di kota ini bersama keluarga mereka.

"[Bu putri] ini karakter orang yang luar biasa, oleh-oleh saja ditolak. Jadi dia tidak mau merepotkan siapapun, hanya minta jalan ke prambanan muter-muter dan makan bareng," katanya.

Pertemuan keduanya, lanjut Sutardi sangat mengharukan. Padahal pasca lost contact atau putusnya komunikasi pada 2015, Sutardi tak henti-hentinya mencari Bu Putri. Pasca pemberitaan tentang dirinya mencari dewi penolong viral, bapak dua anak itu beberapa kali dihubungi orang lewat telepon yang mengaku Bu Putri. Mereka mengaku sebagai orang yang dicari Sutardi namun ujung-ujungnya meminta uang untuk balas budi.

Padahal hanya Bu Putri, satu-satunya orang yang membantunya bangkit dari keterpurukan usai dipecat dari pekerjaannya di Jakarta. Mantan karyawan pemasaran yang nekat untuk memilih Yogyakarta sebagai tempat tinggalnya pada 2015 hanya berbekal uang Rp480 ribu dan terpaksa menginap beberapa hari di mushola SPBU Jalan Magelang yang kini tutup untuk sekedar mencari tempat istirahat.

Namun setelah penantian panjang, dia akhirnya berhasil menemukan Bu Putri yang asli. Dia bisa menunjukkan pada perempuan itu bilamana uang pemberiannya sebesar Rp 15 juta yang dipakai Sutardi untuk jualan baju sudah bertambah berkali-kali lipat hingga kini omzet lini pakaian Farah Button bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah dan mampu mempekerjakan lebih dari 300 penjahit lokal.

Baca Juga:Mimpi jadi Pusat Fashion Dunia, Sultan Minta Jogja Fashion Week Tak Jalan Sendiri

Meski saat ini secara umum dunia fashion terpengaruh konflik di Timur Tengah maupun kontestasi Pemilu 2024 yang mulai terasa, omzet lini pakaiannya masih bagus. Daya beli masyarakat yang turun dari sektor fashion hingga 50 persen tidak terlalu dirasakan Sutardi.

"Rejeki saya setelah pertemuan dengan Bu Putri pun juga semakin mengalir. Aku yang mencoba membalas budi ternyata terus mendapatkan rejeki meski saat ini kondisi daya beli turun drastis," katanya.

Karenanya Sutardi yang tidak banyak memiliki waktu luang pun antusias mengikuti JFW kali ini. Hanya dalam waktu seminggu, berusaha memaksimalkan kreasi karya cipta bertema Victorian Girl x Wastra dalam fashion show kali ini.

Memanfaatkan wastra atau kain tradisional dalam busana yang ditampilkan, dia ingin andil melestarikan budaya Indonesia untuk go international. Meski tidak mudah mengolah wastra jadi pakaian, hasil akhir yang ditampilkan dalam JFW kali ini luar biasa.

"Kami ingin buktikan bahwa semua orang bisa memakainya dan menjadi pakaian yang layak serta dapat digunakan di setiap acara," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini