Soal Dugaan Intimidasi Pentas Teater di TIM, Pengamat Politik UGM: Bentuk Kemunduran

Jika teror itu hanya dibiarkan tanpa ada tindakan maka bukan tak mungkin akan menciptakan ketakutan-ketakutan baru.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 09 Desember 2023 | 13:40 WIB
Soal Dugaan Intimidasi Pentas Teater di TIM, Pengamat Politik UGM: Bentuk Kemunduran
Budayawan Butet Kartaredjasa menyampaikan komentarnya terkait meninggalnya Djoko Pekik, Sabtu (12/8/2023). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa belakangan ini menjadi sorotan lantaran mengaku mengalami intimidasi yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian. Dugaan adanya intimidasi itu kabarnya dialami oleh Butet saat menggelar acara teater berjudul "Musuh Bebuyutan" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (1/12/2023) lalu.

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito memberikan tanggapan terkait kejadian tersebut. Ia mengutuk keras segala bentuk teror yang terjadi atau dialami oleh seniman.

"Saya pribadi mengutuk keras ada teror-teror seperti ini dan janganlah kita berpikir bahwa konsekuensi dari kebebasan dan debat ini harus kita maknai secara dewasa dan tidak zamannya itu melakukan tindakan intimidasi atau teror. Saya rasa kita gak bisa diamkan itu," kata Arie, Sabtu (9/12/2023).

Menurut Arie jika memang benar teror atau intimidasi itu terjadi maka mencerimkan sebuah kemunduran bangsa ini. Era demokrasi yang telah terbangun selama dua dekade seolah sia-sia.

Baca Juga:Butet Soroti Politik Hari Ini, Singgung Manusia Instan hingga Harap Mukjizat Gibran Rakabuming Raka Tak Jadi Cawapres

"Kalau peristiwa teror intimidasi itu terjadi menurut saya itu bentuk kemunduran dan tidak sekadar direaksi dengan keprihatinan tapi kita harus ungkap, harus usut itu karena terorizing itu adalah ancaman demokrasi," tegasnya.

Jika kemudian teror itu hanya dibiarkan tanpa ada tindakan maka bukan tak mungkin akan menciptakan ketakutan-ketakutan baru. Ia menyebut sudah sepatutnya seluruh pihak tetap menjaga investasi demokrasi yang telah diberikan itu.

"Reformasi yang kita jalankan lebih dari dua dekade itu harus dimaknai, tantangan kita meningkatkan kualitas bukan memerosotkan itu," ujarnya.

"Para intelektual, para aktivis, dan jangan terpisah-pisah, terorizing yang terjadi seperti ini tidak bisa dibenarkan. Saya rasa kebebasan itu sudah milik publik dan milik rakyat Indonesia. Saya khawatir juga kalau seniman digitukan, akademisi, jurnalis digitukan, apa kata orang soal demokrasi," tandasnya.

Dibantah Polisi

Baca Juga:Ditelikung Anies Baswedan, Pengamat Politik Sebut Partai Demokrat Bakal Buat Poros Tandingan

Polda Metro Jaya telah menyangkal adanya intimidasi yang ditudingkan oleh Butet. Selain itu, penyelenggara pentas teater, PT Kayan Production juga turut membantah jika ada intimidasi yang dilakukan kepolisian saat acara teater yang dilakoni Butet digelar di TIM.

Adanya bantahan yang disampaikan polisi dan penyelenggara pentas, Butet diminta tidak melakukan provokasi terkait tudingan yang disebarkan ke publik.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan pengamanan tersebut diberikan menindaklanjuti adanya permohonan izin keramaian yang diajukan PT Kayan selaku penyelenggara acara pada 8 November 2023.

"Pasca terbit surat izin, tentunya ada kewajiban Polri untuk melakukan pengamanan," kata Trunoyudo di Polsek Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2023).

Indah selaku perwakilan dari Sekretariat PT Kayan yang turut hadir dalam konferensi tersebut juga mengklaim tak ada intimidasi yang dilakukan anggota polisi. Dia mengaku saat itu sebagai pihak yang mengurus perizinan acara.

"Untuk pengurusannya pada saat pengurusan surat penyataan tersebut disampaikan ke kepolisian sebelum event. Tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut gitu aja," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini