Cerita Tukang Becak di Malioboro Bernasib Merana Saat Momen Libur Natal dan Tahun Baru

Sejumlah tukang becak di Malioboro berkisah tentang momen libur natal dan tahun baru yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Galih Priatmojo
Rabu, 03 Januari 2024 | 10:44 WIB
Cerita Tukang Becak di Malioboro Bernasib Merana Saat Momen Libur Natal dan Tahun Baru
Panut salah satu tukang becak di Malioboro. [Kontributor/Fristian Setiawan]

SuaraJogja.id - liburan natal dan tahun baru 2024 tampaknya tak selalu menjadi ladang cuan bagi sebagian warga Jogja, termasuk diantaranya pengayuh becak yang ada di kawasan Malioboro.

Muryanto (63) salah satu tukang becak yang berada di Jalan Malioboro mengaku sudah sejak tahun 1984 mulai mengayuh becaknya.

Pria asal Wonosari itu mengaku telah melewati puluhan kali libur natal dan tahun baru sebagai tukang becak di Malioboro.

"Saya sejak 1984 sudah mulai jadi tukang becak. Jadi ya kalau sampai sekarang, sudah berkali-kali merasakan pengaruh libur natal dan tahun baru ke pendapatan saya", terangnya kepada Suarajogja.id

Baca Juga:Hindari Terjebak Rekayasa Lalin Malam Tahun Baru, Wisatawan yang Menginap di Area Malioboro Diimbau Kembali Lebih Awal

Jika dibandingkan dengan libur nataru sebelumnya, Muryanto mengaku kini pendapatannya tidak naik secara signifikan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tepatnya saat ojek online belum banyak beredar di wilayah Jogja. 

"Kalau dibandingkan sama tahun-tahun sebelumnya, ya lebih enak tahun-tahun sebelumnya. Sekarang itu peningkatannya kecil sekali meskipun libur natal dan tahun baru kaya gini..", jelas Muryanto.

Dahulu, saat ojek online masih belum banyak, Muryanto mengaku banyak sekali pengunjung di Jalan Malioboro saat libur nataru yang naik becak, termasuk becaknya.

"Dulu itu masih banyak yang pakai becak, kalau sekarang kan mungkin sudah kalah sama ojek-ojek online ya. Karena memang lebih murah juga.", ungkap Muryanto.

Baca Juga:Catat! Kawasan Tugu hingga Titik Nol Yogyakarta Terapkan Car Free Night saat Malam Tahun Baru

Setidaknya, zaman emas Muryanto saat masih bisa merasakan peningkatan pendapatan di musim libur nataru adalah ketika masa pemerintahan presiden keenam Republik Indonesia (SBY).

"Terakhir itu zaman Presiden SBY. Cuma itu yang masih ramai pengunjung Malioboro pada suka naik becak. Kalau sekarang ya sudah susah cari penumpang. Jadi ga terlalu berbeda sama bulan-bulan selain liburan kaya gini.", jelas Muryanto.

Tak hanya Muryanto, Panut (65) juga merasakan hal yang sama.

Pria asal Bantul itu mengaku memang ada peningkatan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelum libur nataru ini. Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan.

"Ada sih peningkatan, tapi ya tidak terlalu besar ya", ucap Panut.

Panut sendiri mulai menjadi tukang becak sejak tahun 1980. Namun, saat itu ia tidak langsung jadi tukang becak di Malioboro.

Ia baru memasuki Malioboro pada tahun 1987, hingga hari ini. Tahun yang kurang lebih sama saat Muryanto mulai menjadi tukang becak di Malioboro.

"Saya dari 1980 sudah jadi tukang becak. Lalu 1987 itu saya ke sini, ke Malioboro. Jadi memang sudah sering melewati libur natal dan tahun baru kaya gini.", tangkasnya.

Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, Panut mengatakan kalau dulu ia bisa menarik dalam sehari sebanyak 3-4x dari rumahnya hingga ke Malioboro.

Hal tersebut belum termasuk saat ia menarik penumpang di Malioboro. 

"Dulu itu kalau dari rumah sampai ke sini (Malioboro) bisa 3-4x narik. Kalau sekarang itu ya susah. Karena sudah ada aplikasi ojek online itu kan. Jadi orang-orang lebih memilih untuk pakai aplikasi itu daripada naik becak", ujar Panut.

Kontributor: Fristian Setiawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak