SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 29 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024.
"Pada minggu ini terjadi 2 kali awan panas guguran ke barat daya tepatnya ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (7/1/2024).
Sementara untuk guguran lava teramati sebanyak 83 kali ke arah selatan dan barat daya. Meliputi 6 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.400 meter dan 77 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Rentetan Awan Panas, Jarak Maksimal Capai 3,5 Kilometer
"Suara guguran terdengar 7 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis morfologi kubah lava barat daya teramati ada perubahan. Untuk morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.948.100 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik," tuturnya.
BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 617 kali. Disusul gempa fase banyak 79 kali, 15 kali gempa tektonik, dan 2 kali gempa awan panas guguran.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu," terangnya.
Baca Juga:BPBD Sleman Siapkan Skenario Relokasi TPS di Kawasan Rawan Bencana
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan deformasi yang signifikan.
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.