"Ya kami percaya saja. Wong nyurinya juga hanya sepuluh. Benar-benar sepuluh. Kalau mau dijual lagi ya nyuri yang lebih banyak," tambahnya.
Namun untuk meyakinkan pemilik pohon petai, maka Gangsar kemudian ikut serta ke rumah ibu dan anak di Kalurahan Temuwuh. Berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas Temuwuh, Gangsar kemudian ikut ke rumah pelaku.
Sampai di kediaman pelaku, Gangsar mengaku sedih dan trenyuh dengan kondisi rumah tangga pelaku. Karena mereka memang berasal dari keluarga yang benar-benar tidak mampu.
Sang kepala keluarga sudah menderita sakit cukup lama dan sering kambuh ketika dipaksa untuk bekerja keras.
Baca Juga:Minimalisasi Sampah Liar di Bantul, Pemkab Optimalkan 15 TPS3R dan TPSS Gadingsari
"Jadi yang menggantikan peran mencari nafkah ya ibu yang mencuri tadi," kata dia.
Kapolsek Dlingo AKP Sutrisno ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya sudah berusaha memediasi kedua belah pihak agar menyelesaikan persoalan pencurian tersebut secara kekeluargaan.
"Ya akhirnya pemilik petai memaafkan pelaku. Tapi pemilik petai tak mau menerima pengembalian petai ataupun ganti rugi. Ibu pencuri itu juga tidak mau membawa petainya. Petai itu akhirnya diserahkan kepada siapa yang mau," kata dia.
Karena kondisi keluarga pencuri itu termasuk tidak mampu, maka Polsek Dlingo akhirnya memberi bantuan sembako. Bukan hanya sekali, karena sembako ini bakal rutin mereka berikan ke keluarga tersebut.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:TPST Piyungan Ditutup, Tumpukan Sampah justru Menggunung di Tepi Jalan Siluk-Panggang