Bediding di Yogyakarta: Anomali Cuaca atau Tanda Bahaya? Ini Penjelasan BMKG

Fenomena bediding sendiri sekaligus sebagai pertanda masa puncak kemarau.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 15 Juli 2024 | 16:35 WIB
Bediding di Yogyakarta: Anomali Cuaca atau Tanda Bahaya? Ini Penjelasan BMKG

SuaraJogja.id - Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai merasakan suhu udara yang cukup dingin dalam beberapa waktu terakhir. Tidak hanya dirasakan saat malam hari saja bahkan udara dingin juga dirasakan hampir sepanjang hari.

Fenomena hawa dingin ini kerap disebut bediding. Dalam istilah Jawa kondisi itu merupakan fenomena suhu udara yang lebih dingin dari biasanya. Terkhusus saat memasuki tengah malam hingga pagi hari.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menuturkan masa bediding di Yogyakarta diperkirakan masih akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Ada sejumlah penyebab dari fenomena bediding ini.

Salah satunya terkait dengan adanya pergerakan massa udara dari Australia. Pergerakan itu membawa massa udara dingin dan kering ke wilayah Asia melewati Indonesia atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.

Baca Juga:Tak Terpengaruh Masalah Sampah, Jogja Masih Jadi Favorit Tujuan Wisatawan, Ini Buktinya

Kondisi ini turut menyebabkan rendahnya kelembaban udara. Pasalnya kondisi kandungan air di dalam tanah menipis serta kandungan uap air di udara rendah.

"Saat ini tutupan awan juga relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terlepas dan hilang ke angkasa," kata Warjono, Senin (15/7/2024).

Fenomena bediding sendiri sekaligus sebagai pertanda masa puncak kemarau. Namun beberapa waktu terakhir, suhu udara di Yogyakarta belum mencapai minimum 17 derajat celsius seperti beberapa tahun silam.

"Pantauan 10 hari terakhir, suhu udara minimum masih berkisar 19-23 derajat celcius meski sudah terasa dinginnya, dengan kelembaban udara permukaan minimum 47-51 persen," ucapnya.

Dalam kesempatan ini BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan. Dengan tetap memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.

Baca Juga:Tujuh Perusahaan Tak Sehat, OJK Awasi Asuransi Bermasalah

Termasuk menjaga pola makan serta mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Hal itu penting untuk menjaga imunitas tubuh di cuaca seperti ini.

Masyarakat turut diimbau untuk menggunakan krim atau pelembab kulit. Hal itu untuk menjaga supaya kulit tidak terlalu kering.

"Pada malam hari, gunakan pakaian dan selimut yang tebal, dan memasang pendingin udara ruangan tidak terlalu rendah," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini