Cegah Stunting, 140 Pengasuh Anak di Sleman Dilatih Manajemen ASI Perah

Pendiri Sanggar ASI, Raisika mengatakan Pekan Menyusui Dunia di peringati sebagai seruan edukasi.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 06 Agustus 2024 | 22:50 WIB
Cegah Stunting, 140 Pengasuh Anak di Sleman Dilatih Manajemen ASI Perah
Ilustrasi ibu menyusui (Freepik/Drazen Zigic)

SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman menggelar kegiatan Pelatihan Management ASI Perah di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Selasa (6/8/2024). Acara yang dihadiri oleh 140 ibu yang merupakan pengurus Taman Pengasuhan Anak (Daycare) ini sekaligus memperingati Pekan Menyusui Sedunia.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menekankan pentingnya menyusui anak. Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali bagi ibu yang bekerja.

Ibu bekerja yang memiliki anak, kata Bupati, tetap memiliki hak dan tanggungjawab yang sama dalam memberikan nutrisi terbaik bagi buah hatinya. Dalam hal ini adalah melalui pemberian ASI.

Pemkab Sleman sendiri telah mengatur hal itu dalam kebijakan yang tertuang pada Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Kebijakan ini juga ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 444/ 6804 tentang Dukungan ASI Eksklusif.

Baca Juga:Pemkab Sleman Tekan Kemiskinan dengan Program Padat Karya: 714 Pekerja Terlibat di 17 Lokasi

"Bukti konkret dari dukungan Pemkab Sleman dapat dilihat dari tersedianya ruang laktasi di 17 kapanewon, 25 Puskesmas, Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan publik di Kabupaten Sleman," kata Kustini.

"Kami juga mendorong seluruh pihak termasuk badan usaha komersil untuk menyediakan fasilitas laktasi di bangunan usaha dan ruang publik," imbuhnya.

Selain itu, Kustini menambahkan, kesuksesan pemberian ASI ini juga perlu diteruskan dengan tata cara pemberian ASI baik secara langsung maupun ASI perah. Dia bilang semua pihak memiliki tanggungjawab melindungi dan mendukung para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya.

"Pemberian ASI dengan tata cara yang benar harus dikampanyekan baik kepada para pengasuh bayi, atau keluarga terdekat dari ibu menyusui sehingga proses menyusui dapat berlangsung lancar hingga kurun waktu dua tahun," tuturnya.

Pada kesempatan itu Kustini mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menciptakan rantai dukungan menyusui yang baik. Mencakup pada keluarga, ruang kerja, lingkungan akademis, komunitas dan semua lapisan masyarakat.

Baca Juga:Tekan Angka Stunting, Dinkes Kota Jogja Gencarkan Pantauan Gizi Balita Melalui JSS

Pendiri Sanggar ASI, Raisika mengatakan Pekan Menyusui Dunia di peringati sebagai seruan edukasi dan dukungan bagi Ibu menyusui. Momen ini diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus.

Sementara itu Pelatihan Management ASI Perah dilaksanakan sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Sleman.

"Harapannya para pendidik-pengasuh di taman pengasuhan anak paham dan terampil bagaimana melakukan manajemen ASI perah atau ASIP meliputi cara penyimpanan, penyajian ASIP, hingga cara memberikan ASI perah ke bayi dengan baik dan benar," kata Raisika.

Raisika menambahkan, pemahaman dan keterampilan dari pelatihan ini tak hanya bermanfaat untuk ibu dan bayi. Namun juga meningkatkan kompetensi para pendidik di taman pengasuhan anak, serta meningkatkan value atau nilai budaya institusi taman pengasuhan Anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini