DIY Rawan Bencana, Wisatawan Butuh Jaminan Keamanan: GIPI Usulkan Crisis Center

Baru-baru ini muncul informasi mengenai potensi gempa megathrust.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 11 September 2024 | 22:10 WIB
DIY Rawan Bencana, Wisatawan Butuh Jaminan Keamanan: GIPI Usulkan Crisis Center
Suasana Pantai Parangtritis jelang Bulan Ramadhan terpantau sepi wisatawan yang padusan, Jumat (1/4/2022) pagi. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mengajukan usulan pembentukan crisis center yang berfungsi untuk merespons dan mengelola informasi penanganan bencana di wilayah ini dengan cepat.

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardiyanto, menyatakan bahwa crisis center diperlukan untuk memberikan kepastian keamanan, terutama bagi wisatawan yang sedang berlibur di DIY ketika terjadi bencana.

"Pemda DIY sebaiknya membentuk badan khusus bernama crisis center, seperti yang ada di Bali, agar manajemen informasi terkait bencana yang mungkin terjadi di wilayah kita dapat ditangani secara positif," ungkapnya, Rabu (11/9/2024).

Usulan tersebut disampaikan Bobby mengingat DIY merupakan daerah dengan potensi bencana yang tinggi dan dapat terjadi sewaktu-waktu.

Baca Juga:Pro Kontra Relokasi, Dua Kubu Pedagang Teras Malioboro 2 Beda Pendapat saat Aksi di Kepatihan

Terlebih lagi, baru-baru ini muncul informasi mengenai potensi gempa megathrust yang dapat menyebabkan tsunami di wilayah ini.

Menurut Bobby, crisis center yang diusulkan dapat dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, bekerja sama dengan berbagai sektor terkait, termasuk industri pariwisata.

Sistem operasional crisis center ini dapat mencontoh Bali, yang telah berhasil menangani informasi bencana di Pulau Dewata tersebut.

Sebagai contoh, ketika terjadi erupsi Gunung Agung di Bali hingga Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup sementara, crisis center dengan cepat mengelola informasi mitigasi untuk para wisatawan.

"Setiap tindakan mitigasi untuk wisatawan sudah jelas dan terstruktur. Bahkan, wisatawan yang perlu diantar kembali ke hotel setelah bandara ditutup, mendapat bantuan tanpa dikenakan biaya. Semua ini diatur oleh crisis center," jelasnya.

Baca Juga:CPNS Pemda DIY: Sepi Peminat, Formasi Penata Laksana Barang Terampil Masih Kosong

Selain itu, crisis center diharapkan dapat memberikan bantuan pertolongan pertama secara cepat bagi wisatawan yang memerlukan, bekerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat.

Crisis center juga berperan penting dalam meluruskan informasi yang simpang siur terkait bencana, agar masyarakat dan wisatawan tidak termakan kabar bohong atau hoaks.

"Jika informasi tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa merugikan pariwisata yang sangat sensitif. Contohnya, jika terjadi erupsi Gunung Merapi, tanpa adanya informasi yang mendukung, wisatawan akan merasa takut untuk berkunjung ke Yogyakarta," tambahnya.

Bobby menekankan bahwa crisis center merupakan langkah konkret dalam mewujudkan DIY sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan.

Sebelum crisis center dibentuk, ia mengharapkan agar BPBD DIY dan para pelaku pariwisata di DIY dapat merumuskan rencana kontingensi bersama untuk mengantisipasi bencana alam yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

"Hal ini penting karena setiap hari kita kedatangan wisatawan, sehingga mitigasi yang tepat adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai destinasi wisata," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini