"Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping," ujarnya.
Sebagai upaya membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, Adit dan rekan tim mahasiswa lainnya melakukan beberapa tahapan uji. Mulai dari skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis.
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan. Hasilnya terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker serviks.
"Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat menjadi alternatif terapi pada kanker serviks dengan memanfaatkan potensi alam," ungkap Shabrina, selaku anggota tim.
Pengembangan alternatif pengobatan kanker serviks tanpa efek samping memang tetap dibutuhkan untuk dikembangkan. Sehingga penanganan penyakit kanker hanya dapat dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan operasi.