BBWSO Matikan Sementara Selokan Mataram dan Saluran Van Der Wicjk, Dimulai Bulan Oktober

Janu mengaku mendukung pematian air selokan Mataram untuk proses pemeliharaan sehingga air mengalir lebih lancar, yang ke depan berdampak positif bagi petani.

Galih Priatmojo
Selasa, 17 September 2024 | 20:47 WIB
BBWSO Matikan Sementara Selokan Mataram dan Saluran Van Der Wicjk, Dimulai Bulan Oktober
Aliran Selokan Mataram akan dimatikan sementara. [Antara]

SuaraJogja.id - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) mulai bulan depan akan melakukan penutupan atau mematikan sementara aliran air Selokan Van Der Wicjk dan Selokan Mataram di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk keperluan perawan dan perbaikan sarana prasarana selokan.

"Penutupan sementara aliran air dimulai pada Oktober, untuk mengecek rehab yang sudah dilakukan, sekaligus pemindahan pintu dan saluran irigasi menggunakan beton dari proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Bawen," kata Ahli Madya Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air BBWSSO Vicky Ariyanti di Sleman, Selasa.

Menurut dia, penutupan sementara ini sudah sesuai dengan kesepakatan dalam rapat koordinasi pada Juli 2024 yang dihadiri BBWSSO, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo, BMKG, BPBD DIY dan kabupaten hingga pengurus forum kelompok tani pengguna air.

"Jadi ini sudah kesepakatan bersama, termasuk dengan petani pengguna air di dua selokan tersebut," katanya.

Baca Juga:Bawaslu Sleman Ingatkan OPD Cermat Dalam Selenggarakan Kegiatan

Ia mengatakan penutupan saluran Selokan Van Der Wicjk berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 1 hingga 31 Oktober. Sedangkan penutupan Saluran Selokan Mataram mulai 16 Oktober hingga 2 Desember 2024 atau selama lebih kurang 1,5 bulan.

"Penutupan sementara air di dua saluran tersebut penting dilakukan, selain untuk persiapan pengecekan rehab yang sudah dilakukan, juga karena ada pemindahan pintu dan saluran irigasi dari pihak jalan tol yang menggunakan beton di hulu area pekerjaan wilayah Seyegan, Sleman," katanya.

Vicky mengatakan kegiatan pemeliharaan dengan menutup saluran ini ke depan akan rutin dilakukan setiap tahun.

"Tahun depan dan tahun- tahun selanjutnya juga akan dikonsepkan pematian saluran air untuk pemeliharaan saluran. Ini menjadi kegiatan reguler, sehingga akan ada waktu yang lega untuk melakukan operasi pemeliharaan dari tahun ke tahun," katanya.

Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Petani Kalasan, Sleman Janu Riyanto mengatakan para petani di Kalasan selama ini banyak yang menggantungkan air dari aliran Selokan Mataram sehingga pematian air Selokan Mataram ini bakal berdampak cukup besar.

Baca Juga:Petugasnya Dirampok, Pos Damkar Godean Ditutup Sementara, Pelayanan Dialihkan ke Mako Induk

"Luas lahan yang terdampak kalau dari Kalurahan Purwomartani, Tirtomartani, Tamanmartani, juga ada di beberapa wilayah Berbah, luasnya sekitar 150-an hektare," katanya.

Janu mengaku mendukung pematian air selokan Mataram untuk proses pemeliharaan sehingga air mengalir lebih lancar, yang ke depan berdampak positif bagi petani.

"Apalagi pematian aliran air Selokan Mataram juga sudah melalui sosialisasi sehingga kelompok tani di Kalasan kini mulai melakukan langkah antisipasi. Misalnya, dengan mengurangi penanaman padi, diganti dengan tanaman hortikultura yang lebih hemat air," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan kegiatan bersih-bersih saluran irigasi, sehingga apabila aliran dari Selokan Mataram mati, maka ada penyiraman melalui sumur-sumur ladang, yang sudah dimiliki dari bantuan pemerintah maupun desa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak