SuaraJogja.id - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berkolaborasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina dan Kedubes Kanada menggelar Ukrainan Art Exhibition atau Pameran Seni Ukraina di UPT Perpustakaan perguruan tinggi tersebut pada 27 September sampai 19 Oktober 2024.
"Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merasa terhormat menjadi tuan rumah dalam pameran kemanusiaan yang dihadiri langsung delegasi Kedubes Kanada dan Ukraina," kata Kepala UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Labibah Zain pada pembukaan Pameran Seni Ukraina di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, perpustakaan bukan sekadar tempat untuk menyimpan koleksi buku, melainkan wadah untuk menyebarkan gagasan dan meningkatkan kesadaran akan keadilan sosial.
Di perpustakaan universitas inilah berbagai kegiatan dilakukan untuk mengikis prasangka, salah satunya melalui program koleksi hidup yang diadaptasi dari konsep Human Library.
Baca Juga:Pro Kontra Fatwa MUI: Rektor UIN Sebut Larangan Salam Lintas Agama "Kemunduran"
"Pameran Seni Ukraina, adalah salah satu cara untuk membangun solidaritas dan menumbuhkan empati di kalangan pengunjung, sehingga mereka dapat merasakan penderitaan yang dialami orang-orang yang diperlakukan semena-mena," katanya.
Pameran tersebut menampilkan karya-karya seni dari Pictoric, sebuah kelompok seniman Ukraina yang berdedikasi mengumpulkan dan menciptakan karya-karya seni yang menggambarkan keadaan perang.
"Pameran ini kelanjutan dari serangkaian pameran serupa yang telah diselenggarakan di berbagai kota dunia, termasuk Berlin, Paris, dan Warsawa. Sebelumnya, pameran serupa pernah diadakan di Institut Français Indonesia Jakarta, pada Juli hingga Agustus 2023," katanya.
Sementara itu, Duta Besar Ukraina Y.M. Vasyl Hamianin dalam sambutannya menyoroti paradoks kebebasan sebagai nilai universal yang sering kali tidak mendapat dukungan setara. Pihaknya mempertanyakan mengapa perjuangan mempertahankan kebebasan sering terasa terisolasi.
Menurut dia, hanya seni yang mampu mengungkap emosi mendalam, seperti penderitaan dan rasa kehilangan tempat tinggal yang dialami jutaan warga Ukraina.
Duta Besar Kanada Y.M. Jess Dutton mengatakan bahwa di balik setiap karya seni yang ditampilkan terdapat cerminan ketangguhan dan kreativitas para seniman Ukraina yang terus berkarya di tengah bayang-bayang invasi Rusia.
Dia mengatakan, melalui dukungan terhadap ekspresi artistik ini, Kanada berupaya memperkuat solidaritas dan pemahaman global terhadap penderitaan serta harapan rakyat Ukraina yang tak pernah padam.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Yogyakarta Prof. Istiningsih mengatakan pameran tersebut merupakan wahana untuk mempromosikan pemahaman antarbudaya dan memperkuat hubungan bilateral, serta menciptakan peluang pendidikan yang berkelanjutan antara Ukraina dan Indonesia.
"Dengan demikian, Pameran Seni Ukraina bukan hanya sekadar pameran seni, tetapi juga sebuah langkah penting dalam menciptakan kesadaran dan solidaritas global terhadap permasalahan yang dihadapi oleh rakyat Ukraina," katanya.