Pasca Sterilisasi Bong Suwung, Yayuk Bingung Harus Tinggal Dimana

Yayuk merupakan salah satu warga Bong Suwung yang terdampak program sterilisasi oleh PT KAI. Ia telah mendapatkan kompensasi usai digusur tapi sekarang bingung pindah kemana

Galih Priatmojo
Sabtu, 28 September 2024 | 13:46 WIB
Pasca Sterilisasi Bong Suwung, Yayuk Bingung Harus Tinggal Dimana
Salah seorang warga Bong Suwung sedang memilah dan mengemasi barang di rumahnya yang telah digusur sebagai dampak kebijakan PT KAI soal sterilisasi jalur kereta, Sabtu (28/9/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Yayuk, salah seorang warga Bong Suwung sejak beberapa hari lalu masih diliputi kebingungan. Tempat tinggalnya di kawasan emplasemen atau jalur kereta api, kini telah digusur pasca penerapan kebijakan sterilisasi oleh PT KAI.

Meski mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 200 ribu per meter persegi, perempuan 60 tahun yang harus menggunakan kursi roda dalam aktivitas kesehariannya tersebut tak memiliki tempat tinggal lain. Untuk menyewa atau beli rumah pasca pembongkaran juga tak mungkin di tengah tingginya harga atau sewa rumah di Yogyakarta.

"Tidak tahu harus pindah kemana karena belum nemu (menemukan-red) rumah lagi, tapi pinginnya pindah dekat rel," ujar Yayuk di Yogyakarta, Sabtu (28/9/2024).

Yayuk difabel warga Bong Suwung yang terdampak kebijakan sterilisasi oleh PT KAI Daop 6. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]
Yayuk difabel warga Bong Suwung yang terdampak kebijakan sterilisasi oleh PT KAI Daop 6. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

Yayuk mengaku saat ini tinggal bersama ayahnya yang sakit asma. Dia juga sudah cerai dari suaminya dan tidak memiliki anak.

Baca Juga:Nasib Pedagang Pasar Godean Sebulan Usai Disambangi Jokowi: Suara Tak Didengar Kini Dibuat Ketar-ketir

Selama ini, ayah Yayuk mencukupi kebutuhan keduanya dengan mencari rongsok. Sebab mereka luput dari bantuan sosial (bansos) pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

"Kalau pas tidak punya [uang], ya dibantu tetangga buat makan," jelasnya.

Yayuk berharap ada bantuan dari siapapun juga agar dia bisa kembali berdaya secara ekonomi dan memiliki tempat tinggal. Apalagi sebelum lumpuh, dia pernah berjualan di warung.

"Saya ingin jualan lagi dan punya rumah karena ini sudah mulai hujan," jelasnya.

Ketua Paguyuban Bong Suwung, Joko Nugroho, menjelaskan dari sekitar 164 warga yang tinggal di Bong Suwung, ada dua warga difabel yang selama ini banyak bergantung pada tetangga sebelah. Yayuk merupakan warga difabel yang terparah karena mengalami kelumpuhan.

Baca Juga:Geruduk Kantor PT KAI, Puluhan Warga Bong Suwung Tuntut Kenaikan Kompensasi

"Kalau bu Yayuk memang yang paling parah karena untuk aktivitas harus digendong warga kalau tidak pakai kursi roda," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak