"Stasiun yang sekarang akan menjadi pintu gerbang depan, sementara stasiun baru akan berada di atas jalur rel, dengan akses dari utara dan selatan," papar EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo disela sterilisasi di Stasiun Yogyakarta, Kamis Pagi.
Menurut Bambang, tahap pertama pembangunan yang dilakukan pada pengembangan prasarana. Seperti halnya beberapa stasiun diluar Daop 6, stasiun baru nanti akan dibangun dengan konsep concourse atau area terbuka.
Konsep ini sesuai dengan blueprint pengembangan Stasiun Yogyakarta yang merupakan bangunan cagar budaya. PT KAI tidak akan mengubah fasad stasiun yang sudah ada namun menambah luas area emplasemen, termasuk jalur relnya.
Pengembangan stasiun akan dilakukan secepatnya. PT KAI bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Baca Juga:Pembongkaran Kelar 90 Persen, Sebanyak 33 Warga Bong Suwung Belum Punya Tempat Tinggal Pengganti
"Pengembangan stasiun nantinya akan dilakukan oleh pemerintah melalui DJKA. Peron yang ada saat ini sempit, dan itu membahayakan penumpang. Dengan perluasan rel, peron akan diperlebar," jelasnya.
Ditambahkan Manager Humas PT Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, sterilisasi dan perluasan Stasiun Yogyakarta dilakukan bukan tanpa sebab. Kebijakan itu mendukung pengembangan pariwisata di Yogyakarta. Tercatat sekitar 12 ribu penumpang, baik KA Jarak Jauh, KRL maupun KA Bandara yang masuk ke Stasiun Daop 6 Yogyakarta.
"Stasiun yogyakarta merupakan salah satu pintu masuk wisatawan sehingga perlu terus dikembangkan sarana dan fasilitasnya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Setelah Bong Suwung, KAI Bakal Sterilisasi Kawasan Emplasement di Daop 6