"Saya sudah disini sejak 1979, tapi baru berjualan supermi, rokok tahun 1983. Dulu baru ada sekitar sepuluh warga, tapi sejak 2010 jadi banyak yang datang dan tinggal disini," ungkapnya.
Merasa tak punya hak untuk menempati kawasan tersebut, wanita 65 tahun ini pun menabung dan membeli rumah di Badran yang berada di dekat Bong Suwung. Dia bersyukur saat kebijakan sterilisasi ini akhirnya dilaksanakan, dia sudah memiliki tempat tinggal.
"Bangunan saya yang disini juga dapat kompensasi sekitar Rp6 juta dan ditambah Rp 500 ribu untuk angkutan," imbuhnya.
Pintu Masuk Stasiun Baru
Baca Juga:Pembongkaran Kelar 90 Persen, Sebanyak 33 Warga Bong Suwung Belum Punya Tempat Tinggal Pengganti
Pasca sterilisasi, PT KAI akan memperluas kawasan Stasiun Yogyakarta. Bahkan ke depan akan dibangun stasiun baru di kawasan Bong Suwung.
"Stasiun yang sekarang akan menjadi pintu gerbang depan, sementara stasiun baru akan berada di atas jalur rel, dengan akses dari utara dan selatan," papar EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo disela sterilisasi di Stasiun Yogyakarta, Kamis Pagi.
Menurut Bambang, tahap pertama pembangunan yang dilakukan pada pengembangan prasarana. Seperti halnya beberapa stasiun diluar Daop 6, stasiun baru nanti akan dibangun dengan konsep concourse atau area terbuka.
Konsep ini sesuai dengan blueprint pengembangan Stasiun Yogyakarta yang merupakan bangunan cagar budaya. PT KAI tidak akan mengubah fasad stasiun yang sudah ada namun menambah luas area emplasemen, termasuk jalur relnya.
Pengembangan stasiun akan dilakukan secepatnya. PT KAI bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Baca Juga:Setelah Bong Suwung, KAI Bakal Sterilisasi Kawasan Emplasement di Daop 6
"Pengembangan stasiun nantinya akan dilakukan oleh pemerintah melalui DJKA. Peron yang ada saat ini sempit, dan itu membahayakan penumpang. Dengan perluasan rel, peron akan diperlebar," jelasnya.