KKP Distribusikan 55,5 Ton Ikan Beku, Yogyakarta Jadi Pilot Project Makanan Bergizi Jelang Pemerintahan Baru

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pilot project karena posisinya sebagai pusat budaya dan tingginya antusiasme masyarakat terhadap program-program ketahanan pangan.

Galih Priatmojo
Minggu, 06 Oktober 2024 | 18:24 WIB
KKP Distribusikan 55,5 Ton Ikan Beku, Yogyakarta Jadi Pilot Project Makanan Bergizi Jelang Pemerintahan Baru
Pendistribusian 55,5 ton ikan beku dari KKP bagi masyarakat di Yogyakarta, Minggu (06/10/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Pemerintah mulai melakukan uji coba program ketahanan pangan menjelang transisi pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Salah satunya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mendistribusikan 55,5 ton ikan beku dan olahan di Yogyakarta, Minggu (06/10/2024). 

Distribusi ikan beku dan olahan ini merupakan bagian dari persiapan implementasi program makanan bergizi gratis.  Program ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi protein masyarakat Indonesia yang saat ini masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga di kawasan ASEAN.

"Saat ini konsumsi protein ikan masyarakat Indonesia baru mencapai 62,3 gram per kapita, jauh di bawah Vietnam yang sudah mencapai 94 gram. Target kami dalam lima tahun ke depan adalah mencapai 100 gram protein per kapita," papar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo di Sasono Hinggil Keraton Yogyakarta, Minggu Siang,

Program dropping ikan, menurut Budi tidak hanya berfokus pada distribusi bahan mentah, Namun juga melibatkan inovasi pengolahan seperti hidrolisat protein ikan yang dapat difortifikasi ke dalam makanan tradisional.

Baca Juga:Pameran Seni 'Under The Sun' di ARTOTEL Yogyakarta, Gandeng Perupa Wisuaji Putu Utama

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pilot project karena posisinya sebagai pusat budaya dan tingginya antusiasme masyarakat terhadap program-program ketahanan pangan. Selain Yogyakarta, proyek serupa akan dilaksanakan di Solo, Cirebon dan Jawa Barat.

"Kami memilih Yogyakarta setelah sebelumnya melakukan program serupa di Jawa Barat. Respon masyarakat sangat positif, terutama ketika kami memperkenalkan fortifikasi protein ikan pada makanan tradisional," tambahnya.

Program ini, lanjut Budi juga sejalan dengan upaya penurunan angka stunting nasional. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen melalui peningkatan asupan protein berkualitas. Dalam implementasinya, program ini melibatkan berbagai pihak seperti Asosiasi Pengusaha Ikan (API). Kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan distribusi yang merata dan tepat sasaran, serta mendorong inovasi produk berbasis ikan seperti susu analog protein ikan.

Setelah fase uji coba ini, pemerintah akan melakukan evaluasi untuk penyempurnaan program sebelum implementasi secara nasional pada masa pemerintahan baru.

"Ini adalah momentum yang tepat untuk reformasi tata kelola gizi masyarakat. Program makanan bergizi gratis yang akan diimplementasikan pemerintahan baru dapat menjadi katalis perubahan pola konsumsi protein masyarakat Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga:Ada Tiga Ruas Jalan di Kota Yogyakarta yang Dilakukan Pemeliharaan Berkala, Perhatikan Lokasinya

Sementara perwakilan dari Keraton Yogyakarta, KPH Purbodiningrat mengungkapkan program makanan bergizi dengan ikan merupakan momentum penting menuju Indonesia yang sehat dan tangguh. Namun masih ada yang perlu diperhatikan seperti strategi gastronomi hasil laut. 

"Bukan sekadar kampanye untuk makan ikan, tetapi juga bagaimana kita mengolah hasil laut dengan tepat agar nutrisinya tidak hilang. Pengolahan yang bijak dan sesuai kaidah gastronomi, memastikan setiap sajian ikan yang kita konsumsi tetap kaya akan gizi, vitamin, dan mineral, yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi kita," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini