Kelurahan Selopamioro Terdapat Kasus Stunting Tertinggi, Ini yang Dilakukan Dinkes Bantul

berdasarkan hasil intervensi yang dilakukan pemerintah per Juni 2024, kasus stunting di Bantul masih ada sekitar 11-an persen

Galih Priatmojo
Selasa, 15 Oktober 2024 | 18:31 WIB
Kelurahan Selopamioro Terdapat Kasus Stunting Tertinggi, Ini yang Dilakukan Dinkes Bantul
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Tri Widiyantara (ANTARA/Hery Sidik)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan analisis beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting di wilayah dengan laporan kasus tertinggi seperti di wilayah Kelurahan Selopamioro, Kecamatan Imogiri.

"Ada beberapa faktor yang nanti kami akan lakukan analisis lagi, termasuk penyebab yang lain adakah faktor-faktor yang berperan terjadinya stunting di Selopamioro," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiyantara di Bantul, Selasa.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil intervensi yang dilakukan pemerintah per Juni 2024, kasus stunting di Bantul masih ada sekitar 11-an persen, pihaknya tidak merinci data tersebut per kecamatan, namun terbanyak ada di wilayah Imogiri yang secara spesifik di Kelurahan Selopamioro.

Ada sekitar 180 kasus stunting di wilayah Selopamioro yang selama ini menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk terus ditanggulangi. Dia menyebut terdapat berbagai faktor yang berperanan terjadi stunting di Selopamioro.

Baca Juga:Jangan Lupa Siapkan Kelengkapan Surat Kendaraan, Mulai Besok Polres Bantul Gelar Operasi Zebra Progo 2024

"Mungkin yang pertama dari segi faktor sosial ekonomi juga berperan, kemudian juga sarana transportasi di sana juga relatif lebih sulit dibandingkan dengan daerah yang lain," katanya.

Dia juga mengatakan, bahkan terjadinya stunting yang dialami bayi di daerah tersebut bisa dikaitkan dengan kebiasaan atau tradisi yang dilakukan masyarakat setempat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, yang lebih mementingkan dan mengutamakan keguyuban.

"Maksudnya, di sana kalau ada hajat, jadi lebih mementingkan untuk bisa menyumbang ke tetangga-tetangganya, dibandingkan untuk kebutuhannya sendiri. Sehingga kadang-kadang, malah balitanya sendiri, mungkin dari sisi makanannya belum terpenuhi standarnya," katanya.

Lebih dia mengatakan, meski demikian dari hasil intervensi stunting yang hingga Juni ada 11 persen tersebut, secara umum di wilayah Bantul mengalami penurunan dari sebelumnya yang sekitar 12 persen.

"Kalau dibandingkan dengan hasil survei kesehatan itu memang lebih kecil, karena kan kalau survei itu sampling, sementara kalau intervensi dilakukan di seluruh wilayah di Bantul sehingga datanya lebih akurat lagi," katanya.

Baca Juga:Polisi Sita Pistol Replika Usai Amankan Dua Pemuda yang Lempari Angkringan di Bantul Pakai Botol Miras

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak