Purwanto mengatakan, Ngadiyono yang mengklaim diri sebagai koordinator PAC Partai Gerindra dalam deklarasi itu sejatinya hanyalah anggota biasa bukan pengurus baik itu anak ranting, ranting atau DPC Partai Gerindra.
Karena yang bersangkutan adalah mantan ketua DPC Gerindra periode sebelum Purwanto menjabat. Purwanto sudah berkoordinasi kepada jajaran atasan yaitu DPD dan DPP Partai Gerindra. Ke depannya akan segera memecat Ngadiyono sebagai anggota partai.
"Pak Ngadiyono sudah tidak menjalankan perintah dari pusat. Terutama berkaitan dengan kejadian kemarin yang mengumpulkan, mengatasnamakan PAC partai Gerindra se-kabupaten Gunungkidul," tambahnya.
Wakil ketua DPC Partai Gerindra Gunungkidul, Bambang W menambahkan klaim Ngadiyono yang mengatasnamakan koordinator PAC di Gunungkidul adalah bohong. Dan jika mengklaim memiliki SK maka SK tersebut adalah bodong alias tidak resmi.
Baca Juga:Taktik Kustini Tingkatkan Kualitas Pasar Tradisional, Pertebal dengan Layanan Senyum
"Ketua kami itu pak Purwanto. SK-nya atas nama beliau [Purwanto]," ujarnya.
Sebagian Kader Gerindra Dukung Sunaryanta-Ardi
Seperti diberitakan sebelumnya ratusan orang yang berasal dari Kader Militan Partai Gerindra bersama 9 komunitas dan 7 organisasi masyarakat (Ormas) menyatakan mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Gunungkidul nomor urut 3, Sunaryanta-Mahmud Ardu Widanta.

Kader Militan Partai Gerindra ini menyeberang dari sikap partai mereka yang selama ini mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Sutrisna Wibawa-Sumanto. Meski demikian, mereka tetap mengusung nama Partai Gerindra kendati sudah dipecat sebelumnya.
"Kami memang sudah dipecat, tetapi sampai bertahun-tahun, belum terima surat pemecatan," kata Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra, Ngadiyono Minggu (27/10/2024).
Baca Juga:Strategi Harda Kiswaya Kelola Pasar Tradisional di Sleman, Digitalisasi dan Revitalisasi
Mantan Wakil Ketua DPRD Gunungkidul 2009-2014 ini mengatakan sampai saat ini, surat pemecatan dari pusat kepada dirinya dan kader lain ternyata sama sekali belum ada. Meski berbeda sikap dengan sikap resmi partai Gerindra, namun apapun bentuknya kader militan Partai Gerindra tetap menghormati keputusan partainya saat ini.