Pertahankan Jogja Inklusif, Heroe-Pena Jalin Dialog Kebangsaan dengan Kevikepan Yogyakarta Timur

Masyarakat harus menjaga kerukunan antarwarga dan mengingat kembali keberagaman yang ada di Jogja.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 11 November 2024 | 18:12 WIB
Pertahankan Jogja Inklusif, Heroe-Pena Jalin Dialog Kebangsaan dengan Kevikepan Yogyakarta Timur
Paslon nomor urut 1 Heroe-Pena dialog dengan Kevikepan Yogyakarta Timur, Senin (11/11/2024). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Menjaga predikat Yogyakarta sebagai kota inklusif dan penuh keberagaman menjadi tanggung jawab bersama. Semua pihak perlu untuk merawat situasi aman dan tentram tersebut hingga di masa yang akan datang.

Hal ini disampaikan oleh pasangan calon Wali Kota nomor urut 1 Heroe Poerwadi dan Sri Widya Supena (Heroe-Pena) dalam sebuah dialog yang berlangsung penuh keakraban dengan Kevikepan Yogyakarta Timur.

Diketahui Kevikepan yang merupakan wilayah gereja Katolik di Yogyakarta ini memiliki peran penting dalam mengayomi umat Katolik di Kota Gudeg. Dialog ini tidak semata-mata untuk mencampuradukkan persoalan politik dengan keagamaan tapi lebih mengeratkan persatuan.

"Tagline kami ini kan Jogja Untuk Kita, Jogja Untuk Semua. Memang harus ada partisipasi banyak pihak karena inklusivitas Kota Jogja ini sudah ada sejak kota ini terbentuk. Sehingga ini menjadi bagian kami dalam menjaga agar Jogja terus kondusif, aman dan tentram," kata Heroe Poerwadi dalam dialog, Senin (11/11/2024).

Baca Juga:Liga Demokratik "Kepung" Bawaslu Sleman, Tolak Politik Uang yang Rusak Demokrasi

Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta itu menekankan pentingnya partisipasi bersama semua pihak. Terutama untuk menjaga kerukunan antarwarga dan mengingat kembali keberagaman yang ada di Jogja.

Luasan geografi Kota Jogja yang terbilang kecil, kata Heroe justru menjadi potensi besar. Terlebih untuk hidup dalam harmoni di antara berbagai suku dan agama yang ada.

Namun kondisi itu akan dihadapkan dengan berbagai tantangan termasuk dengan perkembangan infrastruktur. Misalnya saja dengan kehadiran jalan tol yang sudah di depan mata.

Diperlukan komunikasi antara warga untuk mengantisipasi berbagai potensi kerawanan sosial itu muncul. Senada, Sri Widya Supena tak memungkiri bahwa Yogyakarta seringkali dijadikan barometer bagi daerah lain.

"Misal ada kejadian kecil di kota ini maka langsung menjadi atensi, viral. Diskusi kali ini sekaligus menggali masukan dari pihak kevikepan supaya toleransi dan pluralitas bisa terus terjaga," ujar Supena.

Baca Juga:Pengendara Mobil Pukul Pemotor di Jogja Berakhir Damai, Ternyata Ini Motif Pelaku

Sementara Romo Vikep Yogyakarta Timur, Romo Andrianus Maradiyo Pr menyampaikan apresiasi terhadap Heroe-Pena yang telah mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dalam kepemimpinan. Dia menegaskan bahwa gereja tidak boleh terlibat dalam politik praktis.

Kendati demikian, dia sama sekali tidak merasa khawatir siapa pun kepala daerah yang terpilih kelak. Menurutnya ketiga pasangan calon di Pilkada Kota Jogja memiliki visi misi yang hampir sama namun hanya rumusannya yang berbeda.

Romo Andrianus berpesan agar semua pihak tidak memunculkan pertentangan dan perselisihan. Pilkada Kota Jogja dan kabupaten lain diharapkan mampu berjalan dengan penuh kedamaian dan justru mempererat tali persaudaraan.

"Pesan kami, mari jadikan Kota Jogja ini sebagai kota yang sungguh-sungguh. Agar semua orang bisa merasa aman dan nyaman," ujar Romo Andrianus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak