Sejumlah arsip kuno ditampilkan dari sekitar Tahun 1853 atau pertengahan abad 19. Arsip-arsip jaman perjuangan kemerdekaan juga bisa dinikmati pengunjung.
Selain itu mengapresiasi seni grafis sebagai bagian dari identitas budaya yang terus hidup. Sebab seni cetak grafis adalah cermin, baik bagi masa lalu kita maupun masa depan yang ingin kita bangun.
"Kami berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman visual, tetapi juga menjadi bahan refleksi kritis. Festival ini tidak hanya soal seni, tetapi juga pengarsipan memori kolektif bangsa yang selama ini sering kali terabaikan," terang dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi