Beban Kerja Tinggi Saat Nataru, Kesehatan Mental Pekerja KAI Jadi Sorotan

"Kesehatan mental memang jadi isu serius bagi serikat kerja karena harus bekerja full selama nataru".

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 14 Desember 2024 | 16:56 WIB
Beban Kerja Tinggi Saat Nataru, Kesehatan Mental Pekerja KAI Jadi Sorotan
Para anggota SPKA mengikuti Kompetisi Jeda Porka Catur 2025 di Yogyakarta, Sabtu (14/12/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Musim libur panjang Natal dan Tahun Baru (nataru) bagi sebagian orang jadi waktu untuk jeda dari segala kesibukan pekerjaan. Liburan ke berbagai daerah menggunakan moda transportasi umum pun jadi pilihan untuk mengisi waktu luang yang cukup banyak.

Namun bagi banyak pekerja sektor transportasi, termasuk para pekerja PT Kereta Api Indonesia (KAI), musim libur Nataru justru jadi periode sibuk. Ketika masyarakat menikmati waktu luang dengan bepergian, para pekerja kereta api harus siap siaga 24 jam untuk memastikan layanan transportasi berjalan lancar dan aman.

Beban kerja yang tinggi, tekanan menjaga ketepatan jadwal, dan tanggung jawab besar terhadap keselamatan penumpang bisa berdampak serius pada kesehatan mental mereka. Tanggungjawab keselamatan penumpang yang tinggi dan tekanan untuk menjaga ketepatan jadwal Kereta Api (KA) selama Nataru pun seringkali berdampak secara psikologis pada kesehatan Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA).

"Kesehatan mental memang jadi isu serius bagi serikat kerja karena harus bekerja full selama nataru," ujar Ketua Umum SPKA, Edi Suryanto di Yogyakarta, Sabtu (14/12/2024).

Baca Juga:Antisipasi Lonjakan Penumpang, KAI Bandara Siapkan 50 Perjalanan ke YIA saat Nataru

Membuka posko Nataru mulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, menurut Edi, kesehatan mental para pekerja dibawah SPKA perlu diperhatikan dan disiapkan secara optimal. Sebab keselamatan kerja para pekerja dalam melayani penumpang KA berawal dari kesehatan mental pekerjanya.

Karenanya sebelum posko dibuka, SPKA menggelar sejumlah kegiatan keolahagaan untuk melatih kesehatan mental para anggotanya. Sehingga mereka tetap segar, rileks, dan tenang sebelum menjalankan tugas, terutama saat pembukaan posko yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

"Kami menggelar beberapa kegiatan olahraga seperti diving, hiking, pertandingan catur serta mini soccer yang diikuti anggota serikat pekerja. Ini bertujuan untuk mendukung perusahaan yang sedang menggalakkan life balance," kata dia.

Dengan kesehatan fisik dan mental yang baik, lanjut Edi diharapkan keselamatan perjalanan kereta api akan terjaga. Meski beban kerja tinggi, para pekerja bisa memberikan layanan secara lancar.

Kegiatan keolahragaan ini diikuti sekitar 100 anggota SPKA dari berbagai Daop, termasuk melibatkan anak perusahaan dan juga PT INKA di Madiun. Untuk catur, pertandingan diikuti 12 tim yang akan diikutkan dalam Pekan Olahraga Kereta Api (Porka) 2025.

Baca Juga:Awas Boros, Stok Elpiji 3 Kg Bantul Aman, Pemda Imbau Bijak Gunakan

"Kegiatan ini diharapkan menjaga eksistensi serta melatih akal sehat insan Kereta Api," tandasnya.

Ditambahkan, Ketua Rail Chess Indonesia, Ayep Hanapi, klub tersebut dibentuk saat ini. Klub tersebut mewadahi potensi anggota SPKA di cabang olahraga (cabor) Catur.

"Jadi selain bekerja, para serikat kerja memiliki kegiatan positif lain yang bermanfaat dalam mendukung pekerjaan mereka," ujar dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak