OPINI : Menjadi Gagah, Bangga, dan Terbuka sebagai Bangsa

Nasionalisme: Antara Kebanggaan dan Strategi Global Nasionalisme sering dipandang sebagai kebanggaan terhadap budaya dan identitas lokal, tetapi tanpa strategi yang matang

Galih Priatmojo
Senin, 23 Desember 2024 | 20:42 WIB
OPINI : Menjadi Gagah, Bangga, dan Terbuka sebagai Bangsa
Antonius Harya Febru Widodo, Kader Gerindra Masa Depan Angkatan 15, Magister Ilmu Filsafat UGM Yogyakarta

Nasionalisme yang baik adalah yang mampu melihat potensi besar dalam kolaborasi. Ia berani merangkul dunia tanpa kehilangan jati diri, memadukan elemen lokal dan global untuk menciptakan sesuatu yang relevan dan berdaya saing. Sebaliknya, nasionalisme yang buruk
hanya akan menghambat kemajuan dengan menutup diri dari peluang global dan terjebak dalam kebanggaan sempit yang tidak strategis.

Dalam era kompetisi internasional, Indonesia harus berani mengambil langkah-langkah cerdas, seperti berkolaborasi dengan platform global yang sudah mapan untuk mempromosikan budaya lokal. Sebagaimana elang yang belajar terbang dengan cara baru untuk membawa nama hutannya lebih tinggi, kita juga harus berani berinovasi dan beradaptasi tanpa kehilangan identitas.

Nasionalisme sejati adalah tentang kebanggaan yang disertai strategi, bukan sekadar simbolisme kosong. Ia adalah kekuatan yang gagah, ditempatkan di tempat yang tepat, untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati di dunia. Jangan biarkan nasionalisme menjadi buta dan buruk; jadikan ia obor yang menerangi jalan kita menuju kemajuan.

SuaraJogja.id - Penulis: Antonius Harya Febru Widodo, Kader Gerindra Masa Depan Angkatan 15, Magister Ilmu Filsafat UGM Yogyakarta

Baca Juga:Soroti Persoalan Sampah di Alkid, Mas Marrel: Kota Yogyakarta Butuh Pemimpin yang Komitmen Selesaikan

Opini tersebut di atas sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis, redaksi hanya melakukan editing seperlunya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak