UGM Siapkan Asisten Virtual Berbasis AI, Bisa Jadi Teman Diskusi Mahasiswa

Dari segi riset, UGM menggunakan AI sebagai alat produktivitas untuk mendukung riset. Sehingga diharapkan produktivitas riset di UGM makin banyak dan berkualitas.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 08 Januari 2025 | 13:17 WIB
UGM Siapkan Asisten Virtual Berbasis AI, Bisa Jadi Teman Diskusi Mahasiswa
Kepala Biro Transformasi Digital UGM, Mardhani Riasetiawan saat acara seminar nasional 'AI untuk Indonesia' di Ruang Multimedia 1, Kantor Pusat UGM, Rabu (8/1/2025). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) menyiapkan asisten virtual berbasis artificial intelligence (AI). Teknologi itu ditujukan untuk mendukung pembelajaran para mahasiswa.

"Kami sedang menyiapkan asisten virtual juga untuk para mahasiswa," kata Kepala Biro Transformasi Digital UGM, Mardhani Riasetiawan, kepada wartawan di UGM, Rabu (8/1/2025).

Disampaikan Mardhani, nantinya asisten virtual itu bakal mampu untuk menerjemahkan pengetahuan. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk berdiskusi.

"Nanti untuk bisa berdiskusi dan asistennya ini bisa menterjemahkan pengetahuan dan menjadi teman diskusi. Ini sedang kami finalisasi, untuk kemudian bisa digunakan," tandasnya.

Baca Juga:Bangun Citra dan Reputasi Fakultas Peternakan, Satria Raih Penghargaan Insan Berprestasi 2024

Asisten virtual berbasis AI itu merupakan salah satu upaya dalam strategi mengimplementasikan Intelligent University dengan mesin utama AI. Mardhani bilang AI akan perlahan mulai dimasukkan ke dalam ekosistem pendidikan. 

"Nah AI ini kita masukkan dalam ekosistem pendidikan, tentang bahasa bahkan model pembelajaran pun kita sudah mulai memasukkan AI di dalamnya. Mungkin tidak kelihatan secara riil, tapi sebenarnya dalam situasi interaksi pembelajaran itu menggunakan AI," ucapnya.

"Contoh kita punya platform UGM online. Jadi media pembelajaran full online dan itu beberapa course didukung oleh AI dari pembuatan materi sampai nanti proses mahasiswa itu berbicara atau berdiskusi dengan dosennya secara virtual," imbuhnya.

Pemanfaatan AI pun telah diimplementasikan sejak awal mahasiswa masuk kuliah. Termasuk dengan mencocokkan kompetensi dan profil setiap mahasiswa agar dapat dijembatani masuk dalam dunia industri.

Dari segi riset, UGM menggunakan AI sebagai productivity tools (alat produktivitas) untuk mendukung riset. Sehingga diharapkan produktivitas riset di UGM makin banyak dan makin berkualitas. 

Baca Juga:Kritik Pola Komunikasi Pemerintah usai PPN Tak Jadi Naik, Ekonom UGM: Menyebabkan Ketidakpastian

Hal itu dibungkus dalam satu program besar di pusat kajian multidisiplin dan transdisiplin yang diberi nama Institute for Future Life (IFL). Di sana ada precision medicine, renewable energy, food security dan lainnya.

"Kami juga punya amanah untuk mendeliver teknologi dan produk-produk ini sampai ke masyarakat. Sehingga AI yang akan dibuat di UGM ini juga akan dideliver untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat," tuturnya.

Terkait prosentase penggunaan AI hingga saat ini, kata Mardhani, sudah cukup luas. Termasuk dengan pembelajaran online yang sudah kerap dilaksanakan. 

"Sudah cukup luas menurut saya. Kita punya policy untuk misalnya pembelajaran online kita sudah bisa rekognisi hampir 40-60 persen. Jadi ada opsi semacam itu," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini