Dari 400 Hektare Tersisa 17 Hektare, Keraton Jogja Komitmen Selamatkan Gumuk Pasir Parangtritis

Keraton Jogja setiap tahun menggelar upacara tradisi ke Parangtritis dan Merapi, namun kondisinya mulai rusak.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 20 Januari 2025 | 15:30 WIB
Dari 400 Hektare Tersisa 17 Hektare, Keraton Jogja Komitmen Selamatkan Gumuk Pasir Parangtritis
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi ditemui wartawan saat menanam pohon di Sleman, Senin (20/1/2025). [Suarajogja.id/Hiskia]

SuaraJogja.id - Keraton Yogyakarta tengah melakukan penataan wilayah Gunung Merapi dan Parangtritis. Hal itu menyusul kerusakan alam yang dari tahun ke tahun kian memprihatinkan.

Hal ini disampaikan Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi saat berada di acara menanam pohon bersama ormas lintas agama di Nawang Jagad, Hargobinangun, Pakem, Kaliurang, Sleman, Senin (20/1/2025).

"Setiap tahun kita ada upacara tradisi yang ke arah Merapi dan ke arah Parangkusumo atau Parangtritis, tapi semakin tahun semakin justru malah wilayahnya itu rusak, kan aneh ya. Nah, makanya kita sedang di dalam penataan di kawasan Merapi dan kawasan Parangtritis," kata Gusti Mangkubumi.

Disampaikan Gusti Mangkubumi, penataan kawasan Parangtritis sendiri berfokus pada gumuk pasir yang ada di sana. Pasalnya, wilayah gumuk pasir itu hanya ada dua di dunia.

Baca Juga:Selamatkan Gumuk Pasir Parangtritis: Pemkab Bantul Siapkan Aksi Restorasi

Satu gumuk pasir yang ada di Prancis yang dikenal dengan Bukit Pasir Pyla dengan luas lebih dari 800 hektare. Kemudian satu lagi yang ada di kawasan Parangtritis, Bantul tersebut.

"Di kita [gumuk pasir] di Parangtritis itu aslinya itu ada 400-an hektare aslinya untuk gumuk pasir tersebut. Tapi kemudian, di tahun 2020-an itu ada keputusan dari gubernur, wilayah gumuk pasir ada di 114 hektare tapi kenyataan sekarang hanya ada 17 hektare," ungkapnya.

Belum lagi pesona gumuk pasir atau barchan itu juga terancam tak bisa dinikmati secara maksimal. Pasalnya gumuk pasir Parangtritis itu menghadapi ancaman kepunahan akibat penyusutan area secara signifikan.

"Ternyata, dengan pasir yang berkurang di Merapi, bentukan barchan yang ada di Parangtritis itu juga akhirnya tidak bisa terwujud," ujarnya.

Begitu pula dengan kawasan Gunung Merapi yang diharapkan bisa lebih ditanami tanaman lagi. Termasuk mengurangi eksploitasi pasir yang ada di lereng Merapi.

Baca Juga:Fakta Mayat Pembunuhan di Gumuk Pasir, Dipicu Utang Korban Disiksa hingga Akhirnya Tewas

Kolaborasi dengan Provinsi Jawa Tengah pun dilakukan untuk memperkuat upaya itu. Mengingat posisi Gunung Merapi yang berada di dua wilayah tersebut.

"Kami ingin sekali bercita-cita dan punya harapan untuk Gunung Merapi itu kembali gunung seperti yang disampaikan oleh Ngarsa Dalem. Agar jika Gunung Merapi itu penuh dengan pasir, barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini