Gunung Merapi Luncurkan 138 Guguran Lava Sepekan Terakhir, Status Masih Siaga

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:46 WIB
Gunung Merapi Luncurkan 138 Guguran Lava Sepekan Terakhir, Status Masih Siaga
Gunung Merapi di perbatan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi guguran awan panas. [ANTARA/HO - Badan Geologi]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 14-20 Februari 2025. Total ada 138 kali luncuran lava ke berbagai arah dengan jarak terjauh 1,9 kilometer.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 64 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 1900 meter, 17 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimal 1.700 meter dan 57 kali ke arah barat [hulu Kali Sat/Putih] sejauh maksimal 1.900 meter," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2/2025).

BPPTKG turut melakukan analisis foto udara dan foto thermal dari survey drone tanggal 20 Februari 2025. Serta analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2.

Baca Juga:Polda DIY Klaim Berhasil Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Korban Meninggal Turun Signifikan

Titik panas tertinggi pada kubah barat daya terukur sebesar 247,4 derajat celsius, lebih tinggi dari suhu pengukuran sebelumnya. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas guguran lava.

Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Pada kubah tengah terukur titik panas terukur sebesar 228,8 derajat celsius, relatif sama dari pengukuran sebelumnya.

"Berdasarkan analisis foto udara, kubah barat daya mengalami penambahan volume yaitu sebesar 3.546.200 meter kubik. Sedangkan untuk volume kubah tengah terukur tetap yaitu sebesar 2.360.700 meter kubik," tuturnya.

Sejumlah kegempaan masih tercatat dalam sepekan terakhir, didominasi gempa guguran yang mencapai 803 kali, disusul gempa fase banyak 167 kali, gempa tektonik 6 kali, dan 2 kali gempa tremor. Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubah yang signifikan.

Baca Juga:EWS Sleman Tak Bertambah di 2025, Fokus Perawatan dan Sekolah Siaga Bencana

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," tandasnya.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak