Faktor Risiko yang Penting Diperhatikan Ibu Hamil Ketika Ingin Menjalani Puasa Ramadan

ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin ikut menjalankan puasa agar aman

Galih Priatmojo
Kamis, 06 Maret 2025 | 17:49 WIB
Faktor Risiko yang Penting Diperhatikan Ibu Hamil Ketika Ingin Menjalani Puasa Ramadan
Ilustrasi ibu hamil ingin jalani puasa Ramadan (Freepik)

SuaraJogja.id - Dokter spesialis kandungan dari RSUD Cilincing Jakarta Utara dr. Andrew Putranagara Sp.OG mengatakan ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin ikut menjalankan puasa Ramadan agar aman dan tidak membahayakan ibu dan janin.

Salah satunya adalah jika ibu hamil memiliki penyakit kencing manis atau diabetes yang sudah dalam pengobatan oleh dokter dan harus dikontrol secara ketat. Jika ada kondisi ini, Andrew menyarankan untuk tidak berpuasa.

"Pada pasien ibu hamil dengan diabetes melitus, perlu dikonsultasikan terkait dosis insulinnya, karena saat berpuasa gula darah bisa sangat turun yang bisa membahayakan pasien," kata Andrew dikutip dari ANTARA, Kamis (6/3/2025).

Ia juga menambahkan faktor risiko lainnya adalah jika ada kondisi-kondisi seperti lambung atau kondisi pencernaan yang harus dinilai langsung oleh dokter spesialis terkait karena akan berhubungan dengan diet dan berapa lama toleransi boleh berpuasa.

Baca Juga:Bubur Kacang Hijau hingga Susu, Intip Menu Makan Bergizi Gratis untuk Siswa Gunungkidul saat Ramadan

Ia juga mengingatkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum ibu hamil memutuskan untuk jalani puasa Ramadan agar segala faktor risiko bisa terpantau dan bisa menjalani puasa dengan aman.

“Jadi sepanjang, tidak ada faktor risiko, sepanjang ibunya tidak ada tanda-tanda dehidrasi juga misalnya, sepanjang bayinya juga bertumbuh dengan baik, itu sih aman-aman aja,” katanya.

Andrew mengatakan ada beberapa tanda peringatan pada ibu hamil yang disarankan untuk tidak melanjutkan puasanya yaitu jika sudah dehidrasi dengan tanda air seni berkurang, warna air seni pekat atau gelap, lemas terus-menerus, pusing dan mual.

Tidak hanya pada ibu hamil, pada ibu menyusui yang berpuasa sudah mendapati tanda ASI yang berkurang dan bayi menjadi jarang buang air kecil juga merupakan tanda penting untuk menghentikan berpuasa.

Ia menyarankan agar ibu hamil yang berpuasa tidak mengalami sembelit adalah dengan mencukupkan hidrasi dengan minum air putih minimal 2-3 liter per hari, ditambahkan dengan buah-buahan dan sayur.

Baca Juga:Persembahan Ramadan Istimewa Yogyakarta Marriott Hotel 1001 Nights Ramadan Delights

“Istirahat yang cukup, sampai 8 jam per hari, itu juga penting untuk ibu hamil, dan juga ibu menyusui karena berpengaruh juga terhadap produksi ASI, dan juga mungkin bisa membatasi dari kegiatan fisik yang berlebihan, misalnya olahraga yang terlalu berat,” kata Andrew. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak