SuaraJogja.id - Harga kebutuhan pokok di Jogja melesat tinggi meski baru memasuki minggu pertama Ramadan 1446 H. Tak hanya daging, harga sayur mayur juga meroket, baik di pasar tradisional maupun di toko modern.
Sebut saja harga cabai rawit merah yang mencapai Rp 120 ribu per kg. Sedangkan harga telur mencapai Rp 30 ribu per kg dari sebelumnya Rp 28 ribu per kg dan harga daging ayam dari Rp 32 ribu menjadi Rp 36 ribu per kg.
Dari pantauan DPRD DIY ke sejumlah pasar tradisional dan pedagang, kenaikan juga terjadi pada harga Minyakita 900 ml. Kalau sebelumnya sebesar Rp 16 ribu per 900 ml, maka saat ini naik jadi Rp 19 ribu per 900 ml.
Sedangkan harga bawang merah dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Begitu pula harga bawang putih yang naik dari Rp 40 ribu per kg jadi Rp 50 ribu per kg.
Baca Juga:Persembahan Ramadan Istimewa Yogyakarta Marriott Hotel 1001 Nights Ramadan Delights
"Minggu pertama Ramadan ini harga komoditas pangan naik meski kegiatan masih normal dari pantauan yang kami lakukan di pasar-pasar tradisional dan pedagang," ujar Ketua Komisi B DPRD DIY, Andriana Wulandari usai peninjauan di sejumlah pasar di Yogyakarta, Kamis (06/3/2025).
Menurut Ndari-sebutan Andriana, kenaikan harga barang pokok saat Ramadan ini tidak hanya dikeluhkan pengunjung pasar tradisional. Para pedagang pun ikut mengeluh karena daya beli masyarakat akhirnya turun ditengah kondisi ekonomi makro yang tidak baik-baik saja.
Meskipun merupakan fenomena tahunan, kenaikan harga bahan pokok ini perlu diambil langkah stabilisasi. Pemda DIY pun didesak segera melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.
"Pemda [DIY] harus hadir secara nyata, mohon OPD (organisasi perangkat daerah-red) segera melakukan operasi pasar pada komoditas yang tidak wajar, jangan hanya beras dan minyak goreng," tandasnya.
Operasi pasar, lanjut politisi PDIP tersebut bisa diprioritaskan pada titik-titik strategis di wilayah kapanewon yang jumlah warga miskin masih banyak. Selain itu proses pengadaan komoditas sedapat mungkin menyerap hasil produksi petani dan peternak lokal sehingga terbangun simbiosis mutualisme.
Baca Juga:Antisipasi Harga Tinggi, Sleman Siapkan 115 Ton Bahan Pokok di Pasar Murah Ramadan
"Sebagai Ketua Komisi B, akan memastikan bahwa kebijakan pro rakyat ini terlaksana dengan baik. DPRD sudah menyetujui anggaran program dan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk program stabilisasi harga melalui operasi pasar," ungkapnya.
Salah seorang penjual Sate Taican, Wulan mengaku ketar-ketir dengan makin tingginya harga komoditas pangan saat Ramadan ini. Saat berbelanja di Pasar Beringharjo, kenaikan harga yang cukup signifikan dikhawatirkan akan merugikan jualannya.
"Padahal ayam, cabai, bawang merah dan putih, minyak juga jadi bahan utama sate taican. Kalau harganya terus naik, saya harus jual berapa," tandasnya.
Karena itu dia berharap ada kebijakan penstabilan harga dari pemerintah. Dengan demikian rakyat kecil sepertinya tidak semakin tercekik, bahkan untuk menyambung hidup berjualan kecil-kecilan.
"Ya penjual kecil-kecilan yang baru merintis seperti saya ini kan modalnya tidak banyak, berharap ada perhatian dari pemerintah setempat," harapnya.
Hal senada disampaika salah seorang pedagang sayuran di Pasar Beringharjo, Ida Habibah yang mengaku penjualan menurun pada minggu pertama Ramadan. Kenaikan harga sejumlah komoditas akhirnya membuat pembeli urung membeli darinya.
"Kalau ada yang beli pun juga berkurang dari hari biasa karena harganya naik," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi