Antisipasi Penumpukan Sampah Selama Libur Lebaran, Pemkot Jogja Kosongkan 15 Depo

Pemkot Jogja berupaya agar masalah sampah di situsai lebaran terkendali.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 18 Maret 2025 | 20:15 WIB
Antisipasi Penumpukan Sampah Selama Libur Lebaran, Pemkot Jogja Kosongkan 15 Depo
Sejumlah pekerja membuat sampah ke tumpukan lokasi penampungan sampah. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera mengosongkan depo-depo sampah di wilayahnya dalam waktu dekat. Hal ini sebagai antisipasi penumpukan sampah selama libur Lebaran 2025 nanti.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tak menampik ada potensi penambahan produksi sampah di kota gudeg selama libur Lebaran mendatang. Kenaikan itu diprediksi bisa mencapai lebih kurang 20 persen dari jumlah produksi harian.

"Tadi sudah saya hitung, kalau pas libur itu kan naiknya [produksi sampah] itu sekitar 20 persen, sekitar 60 ton naiknya setelah kita pelajari load sampah ini. Jadi kalau biasanya 300 [ton], bisa 360 atau saya up to 400 ya," ungkap Hasto, Selasa (18/3/2025).

Hasto telah menyiapkan langkah guna mengantisipasi penumpukan sampah selama liburan. Terutama yakni mengosongkan depo-depo sampah yang ada di Kota Jogja sebelum memasuki masa liburan Idul Fitri.

Baca Juga:Berdayakan Warga Kota Jogja, Ribuan Penggerobak Disiapkan Angkut Sampah dari Rumah

"Kemudian saya kosongkan dulu 15 depo sebelum lebaran ini, supaya nanti kalau depo yang sudah bersih, yang kosong ini sebagai membackup yang lebaran itu. Supaya nanti pas lebaran tidak terjadi over," tandasnya.

Selain itu, ditambahkan Hasto, seluruh OPD di Pemkot Jogja pun sudah berkomitmen untuk senantiasa menjaga kebersihan. Termasuk untuk melakukan pengelolaan sampah di lingkungannya.

Pengawasan dan pengecekan secara berkala pun bakal dilakukan oleh petugas selama musim liburan. Sehingga tidak terjadi penumpukan sampah khususnya di kawasan-kawasan wisata.

Ilustrasi sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera mengosongkan depo-depo sampah di wilayahnya dalam waktu dekat. Hal ini sebagai antisipasi penumpukan sampah selama libur Lebaran 2025 nanti. (pixabay)
Ilustrasi sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera mengosongkan depo-depo sampah di wilayahnya dalam waktu dekat. Hal ini sebagai antisipasi penumpukan sampah selama libur Lebaran 2025 nanti. (pixabay)

"Ya, solusinya kita cuma menambah frekuensi untuk ngecek dan sebagainya," ucapnya.

Diketahui pengosongan depo-depo sampah ini tidak hanya dilakukan menjelang lebaran saja.

Baca Juga:Hasto Pastikan Pelayanan Tetap Optimal Meski ASN Pemkot Yogyakarta Diberlakukan WFA

Melainkan sudah dilakukan sejak beberapa waktu terakhir.

Krisis persampahan di Kota Yogyakarta semakin memprihatinkan seiring dengan keterbatasan daya tampung Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan di Bantul.

Kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah yang semakin parah di berbagai depo, bahkan hingga ke ruas-ruas jalan utama.

Dalam beberapa bulan terakhir, warga Jogja menghadapi pemandangan yang kurang sedap akibat tumpukan sampah yang menggunung di berbagai titik kota.

Beberapa depo sampah bahkan terpaksa ditutup sementara karena sudah tidak mampu lagi menampung limbah rumah tangga yang terus berdatangan.

Kondisi di TPST Piyungan sendiri kian mengkhawatirkan.

Ilustrasi tumpukan sampah: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tak menampik ada potensi penambahan produksi sampah di kota gudeg selama libur Lebaran mendatang. Kenaikan itu diprediksi bisa mencapai lebih kurang 20 persen dari jumlah produksi harian. (Pixabay)
Ilustrasi tumpukan sampah: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tak menampik ada potensi penambahan produksi sampah di kota gudeg selama libur Lebaran mendatang. Kenaikan itu diprediksi bisa mencapai lebih kurang 20 persen dari jumlah produksi harian. (Pixabay)

Kapasitasnya yang sudah melebihi batas optimal membuat pengelolaan sampah menjadi semakin sulit.

Meski pemerintah telah mengupayakan berbagai solusi seperti program pengurangan sampah dari sumber dan pengolahan berbasis teknologi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa permasalahan ini masih jauh dari terselesaikan.

Krisis ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat. Di mana penyakit bisa muncul di lokasi yang kotor.

Bau menyengat dari tumpukan sampah yang membusuk berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan, sementara air lindi yang merembes tanpa pengelolaan memadai bisa mencemari tanah dan air.

Masyarakat dan pemerintah kini dituntut untuk berkolaborasi lebih aktif dalam mencari solusi jangka panjang.

Hal itu guna mengatasi permasalahan ini, termasuk dengan memperkuat sistem daur ulang, mengurangi ketergantungan pada TPST, dan mempercepat pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak