Pemerintah diharapkan tidak hanya melakukan negosiasi maupun pendekatan kembali dengan negara partner dagang Indonesia termasuk AS.
Prabowo harus merangkul kalangan industri atau pengusaha di dalam negeri untuk mencari solusi keluar dari tekanan situasi ekonomi ini.
"Perlu dipertimbangkan untuk memberi insentif bagi para pengusaha yang terimbas tarif Amerika, supaya perlambatan produksi dan PHK tenaga kerja bisa dihindari," ungkapnya.
Ratih menambahkan, pemerintah juga perlu mencari alternatif pasar bagi produk Indonesia di negara lain serta penguatan konsumsi domestik sebagai tujuan penjualan produk ekspor Indonesia yang terhambat tarif Trump.
Baca Juga:Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
Apalagi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta sangat potensial pasar bagi produksi Indonesia sendiri.
"Jangan sampai pasar Indonesia lebih digarap dan dimanfaatkan oleh negara lain khususnya AS," ungkapnya.
Yang tak kalah penting, kebijakan jangka menengah dengan menghidupkan kembali kebijakan swadaya dari berbagai kebutuhan dasar masyarakat Indonesia, seperti pangan dan tekstil perlu dilakukan.
Potensi alam dan pengetahuan masyarakat Indonesia juga harus dimanfaatkan melalui kebijakan pemerintah yang memberi insentif untuk mendorong produksi dalam negeri yang nantinya bisa dikonsumsi sendiri.
"Kemandirian ekonomi menjadi mantra kunci menghadapi situasi dunia yang makin tidak pasti. Semoga badai ekonomi ini bisa dilewati dan membuat Indonesia menjadi lebih kokoh dan kuat di masa yang akan datang," ujarnya.
Baca Juga:Cerita UMKM Asal Bantul Dapat Pesanan dari Amerika di Tengah Naiknya Tarif Impor Amerika
Kontributor : Putu Ayu Palupi