"Tentang keasliannya itu. Keaslian ijazah yang beredar itu lho, fotokopi yang beredar. Tetapi karena Pak Jokowi kan belum menyerahkan itu semuanya di pengadilan," ungkapnya.
Menurut Syukri, seandainya Presiden Jokowi benar memiliki ijazah asli, maka seharusnya ia tidak perlu ragu menyerahkan dokumen tersebut ke pengadilan sebagai bentuk tanggung jawab dan transparansi.
"Kalau memang presiden itu punya ijazah, serahkan. Saya meyakini kalau itu diserahkan, selesai masalahnya," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proses hukum sebelumnya dinilai belum tuntas. Pasalnya belum ada pembuktian secara fisik terkait keberadaan ijazah tersebut.
Baca Juga:Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
Padahal, menurutnya, pembuktian itu sangat krusial untuk menjawab tuduhan-tuduhan yang berkembang di masyarakat.
"Kalau dituduh menggunakan ijazah palsu, maka mestinya ijazah itu diserahkan pengadilan untuk dinilai, benar atau tidak. Tapi sampai detik terakhir, saudara kita Gus Nur sama Bambang Tri divonis hukum, tetapi belum bisa membuktikan itu," tuturnya.
Syukri juga berharap bahwa kegiatan hari ini berlangsung tertib, aman, dan tidak menimbulkan gangguan. Ia mengatakan, telah ada kesepakatan dengan pihak rektorat UGM dan kepolisian agar orasi dilakukan di kawasan boulevard kampus.
Sementara yang melakukan audiensi dengan pihak kampus hanya perwakilan saja. Diketahui sudah ada Roy Suryo, Dokter Tifa dan Rismon Hasiholan Sianipar yang masuk melakukan audiensi untuk klarifikasi.
"Saya berharap mudah-mudahan aksi ini berjalan tertib, aman, dan kondusif, tidak mengganggu semua pihak," ujar dia.
Baca Juga:Guru Besar UGM Dipecat karena Kekerasan Seksual: Polisi Belum Terima Laporan
Seperti diketahui isu ijazah palsu Jokowi terus mencuat selama hingga selesainya masa jabatan Presiden RI ke-7 ini.